Demi memuaskan rasa penasaranku, diam-diam aku pergi ke rumah sakit sepulang sekolah. Tapi bagaimana cara menemukan orang itu ya? Aku berharap aku bisa menemukannya secara tidak sengaja seperti hari kemarin.
Aku masuk ke rumah sakit, perlahan menyusuri koridor rumah sakit sambil melihat sekeliling. Beruntungnya diriku, aku kembali melihat sosok Janu di bagian administrasi dengan baju pasiennya, sama seperti kemarin. Jantungku kembali berdebar, diliputi dilema pula, apa yang harus aku lakukan setelah ini? Sosok Janu di sana itu terlihat sedang bercekcok mulut dengan suster. Aku pun memberanikan diri untuk mendekati mereka.
"Permisi," ucapku menengahi adu mulut mereka. "Pasien ini kenapa ya kalau saya boleh tahu?"
"Begini, keluarga pasien ini tidak bisa dihubungi lagi, padahal pasien harus menyelesaikan administrasinya minggu ini."
"Hei, kamu siapa?" Aku kaget, dia menanyaiku.
"Aku Karin, teman sekolahmu." Sebenarnya wajar saja sih dia tidak tahu aku, maksudku namaku, tapi masa dia tidak ingat kalau aku ini teman sekolahnya?
"Hah?" Dia bingung.
"Suster, nama pasien ini Janu Karunasankara kan?"
"Eum, namanya...."
"Hm?" Aneh, seperti ada yang ditutupi. "Benar kan? Namanya Janu?"
"Namanya...."
"Nama kamu Janu, kan?" Sekarang aku bertanya pada pria itu.
"Aku? Aku nggak ingat namaku."
"Hah?" Aku mengernyitkan dahiku. "Suster, nama dia Janu kan? Suster jujur sama saya."