Coba tebak siapa yang bangun terlebih dahulu? Janu. Mungkin karena dia masih diliputi rasa tidak enak pada keluargaku. Aku menemukannya sedang membantu ibu memasak sarapan, bahkan dia sudah mengenakan seragamnya.
Betapa malunya aku.
Karena tubuh Janu agak lebih besar dari tubuh Kak Tara, baju seragam yang dikenakan Janu jadi sedikit ketat, padahal ibu sudah menambah sedikit kain dan menjahitnya di seragam Kak Tara. Untung saja celananya muat walaupun agak pendek saat dipakai Janu yang tingginya 180cm, sedangkan Kak Tara tingginya 170cm. Proporsi tubuh Janu memang sangat bagus, tubuhnya ramping jangkung namun lekuk ototnya masih nampak. Astaga Karin, apa yang kamu lihat? Cepat mandi.
🔱🔱🔱
"Kamu yakin Janu masih bisa ngikutin pelajaran?" tanya Gita.
"Bisa, aku yakin dia bisa. Dia berambisi banget kok buat sekolah lagi. Kata Lukas, dia termasuk murid andalan di jurusan Teknik Mesin. Lagipula amnesianya nggak permanen,"
"Untung aja keluarga kamu bisa nerima dia, tapi keluarga Janu gimana ya? Gimana lagi caranya mau nemuin keluarga dia?"
"Nggak tahu juga, mungkin memang harus nunggu sampai Janu ingat semuanya, pelan-pelan."
Hari pertama Janu kembali bersekolah cukup baik. Hanya saja masih banyak yang mengerumuninya untuk bertanya-tanya. Termasuk padaku, dari seorang murid biasa sekarang rasanya seperti murid terkenal di sekolah. Tidak nyaman, tapi aku yakin ini akan cepat berlalu.
🔱🔱🔱