MERANTAU

hendri putra
Chapter #3

Episode 3 : George Tua Dan Mawar Merah

Raut mukanya tampak kesal. Dari tadi dia mondar-mandir dan kadang duduk dikursinya.

Sesekali diminumnya air putih yang ada di teko langsung dari tekonya tanpa pakai gelas lagi.

"Brengsek! lama betul si Omat dan si Ucup itu datangnya!" makinya sambil duduk.

"Di suruh tugas yang gampang saja sudah tidak becus!" gerutunya.

Diambilnya teko itu lagi, ketika dia hendak minum ternyata airnya abis.

"Apes," keluhnya.

Wush....

Brak...!!

Teko itu pecah karena dilemparkannya kedinding.

Cukup lama dia menggerutu sampai pada akhirnya dua orang yang ditunggunya datang juga.

"Yang dinanti akhirnya datang juga!" ujarnya dengan raut wajah senang.

Dia segera bangkit dan menunggu di depan pintu.

Namu saat dua orang itu sudah dekat, dia malah heran melihat keduanya meringis kesakitan.

"Heh, kalian kenapa?" tanyanya.

Kedua orang itu diam dan saling pandang.

"Kalian sudah tuli atau bagaimana?!!" kali ini dia membentak.

"Anu bos..."

"Anu lu kenapa?" potong si bos

"Mana uang setoran dari si Sapar itu?" tanya dia lagi.

"Tidak ada bos," jawab gondrong satu.

"Apa??!!!" mata si bos sambil membelalak besar.

Plaaakkk...!!!

Satu tamparan mendarat di pipi gondrong satu dan menyusul tamparan kedua kepada gondrong dua.

"Kalian gagal? Gak dapat uang sama sekali?"

"I...iya bos."

"Ada seorang pemuda yang menghalangi kami." sambung gondrong dua.

"Pantaslah kalian gua lihat meringis-meringis dari kejauhan." si bos paham.

"Ada yang cari gara-gara rupanya dengan Jon gondrong!" sambungnya geram.

Si bos atau Jon gondrong masuk dan memakai rompinya serta menyelipkan belati di pinggangnya.

"Gua mau lihat siapa orang yang sok jagoan itu. Ayo Omat! Ucup! Kalian tunjukan siapa orang yang gebukin kalian!" ajak Jon gondrong sambil mengajak dua orang yang lainnya.

Tapi baru saja melangkah, dihadapan mereka sudah berdiri seorang pemuda.

"Dia orangnya bos!" gondrong satu memberi tau.

"Serius lu Mat? Gak salah orang kan?" tanya si bos memastikan.

"Betul bos dia orangnya." ujar gondrong satu yang ternyata bernama Omat.

Setelah keributan di warung tadi dan mendengar cerita babe Sapar, Madan yang tidak ingin masalah bertambah besar atau malah membahayakan keluarga babe Sapar memutuskan untuk mengikuti kedua orang tadi.

Dia ingin menyelesaikan masalah yang sudah dibuatnya.

Setelah bertanya-tanya akhirnya dia sampai di markas geng gondrong dan bertemu dengan kelima anggota geng itu.

"Kebetulan nih, gua lagi kesal dan ada pelampiasan!" ujar Jon gondrong selaku ketua geng gondrong.

"Maaf bang, saya tidak ingin masalah ini berlarut-larut. Saya ke sini ingin minta maaf kepada kedua orang anak buah abang itu." ucap Madan sambil menunjuk kearah Omat dan Ucup.

"Enak betul lu cuma minta maaf! Lalu beres urusan?"

"Ya yang penting saya sudah minta maaf bang, mau terima atau tidak itu bukan urusan saya lagi dan saya minta abang tidak lagi mengganggu warung babe Sapar." pinta Madan.

"Lu siapa? Suka-suka gua dong mau malakin siapa? Lagian geng gua yang bertanggung jawab soal keamanan wilayah ini!"

"Lha, kan babe Sapar udah bayar tiap bulan bang. Dan baru juga seminggu ini di bayar dan bulan ini juga belum habis." Balas Madan.

"Suka-suka gua dong! Gua mau minta tiap hari itu urusan gua,lu jangan atur-atur gua!" seru Jon gondrong.

"Tak baik seperti itu bang, mereka orang susah juga. Sama-sama cari makan, kalau udah dibayar tiap bulan ya gak usah minta lagi." Madan menasehati.

"Pintar juga lu ngomong, oke! Gua dengerin nasehat lu, tapi ada satu syarat."

"Apa syaratnya?" tanya Madan

"Lu tinggalin satu Kuping lu, terserah mau yang kiri atau yang kanan, hahahaha." Jon gondrong tertawa diikuti oleh empat orang anak buahnya.

"Waduh bang, kuping saya gak bisa di copot,bagaimana dong?" tanya Madan polos.

"Sini gua potongin hahahaha." Jon gondrong keluarkan belati dari balik punggungnya.

Madan tersenyum saja

"Si abang bisa saja bercandanya, saya rasa kita tidak ada urusan lagi. Saya pamit, Assalamu'allaikum!" Madan hendak balik badan namun kelima orang itu mengepungnya.

"Enak aja lu main pergi gitu aja."

"Jadi abang mau apa?" 

"Lu udah gebukin anak buah gua,pura-pura goblok lagi lu!"

"Saya kan sudah minta maaf."

"Hahaha, gua lagi kesal! Gua mau gebukin orang sampai mati saat ini."

Jon gondrong memberi isyarat anak buahnya untuk menyerang.

Omat dan Ucup tau kepandaian Madan ragu-ragu untuk menyerang.

Namun yang dua orang lagi tidak tau dan mereka main serang begitu saja.

Yang satu menendang dari kanan.

Wuuusshhh...

Madan berkelit ke samping,tendangan itu lewat.

Yang satu lagi melayangkan pukulan,belum lagi pukulannya sampai.

Buuukkk....

Satu tendangan dari Madan mendarat di perutnya membuat dirinya bertekuk lutut di tanah.

Yang satu lagi belum siap.

Sllaaappp....

Satu kepretan di pipi membuat dia rubuh.

Jon gondrong sadar siapa pemuda itu sekarang.

Sedangkan Omat dan Ucup sudah ciut nyali mereka untuk menyerang Madan lagi.

"Jangan lu pikir dengan kemampuan lu kayak gitu gua takut!" seru Jon gondrong.

"Maju kalau tidak takut!" tantang Madan.

Madan buka kuda-kuda,di seberang sana Jon gondrong juga siap-siap dengan belatinya.

"Hiiiaa....!!!!"

Ke duanya berseru keras.

Wuuuuttt.....

Jon gondrong menyerang dengan membabi buta.

Kadang belati itu di tusukan kadang di sebatkannya.

Madan dengan lincah terus menghindar namun beberapa kali dirinya hampir celaka juga oleh serangan belati itu.

Jon gondrong makin beringas menyerang.

Breeetttt.....

Serangannya menyerempet dan merobek lengan baju Madan.

Madan berseru tegang, dia melompat jauh ke belakang.

Dipegangnya lengan baju yang sobek itu, beruntung tidak menggores kulitnya.

"Itu baru baju, sebentar lagi kulit lu yang tembus."

Tak mau menjadi korban belati milik Jon gondrong,Madan ambil inisiatif untuk tidak lagi bertahan.

"Hiiaaattt....!!!"

Keduanya kembali berseru keras.

Jon gondrong kembali menyerang namun kali ini Madan tidak lagi menjaga jarak serangannya.

Wuuuuttt....

Wuuuttt.....

Madan menghindar ke kiri ke kanan bahkan merunduk dan berguling.

Serangan jon gondrong selalu luput dan menghantam ruang kosong.

Sampai pada satu ketika,

Wuuuuttttt.....

Tusukan itu lewat di bawah lengan Madan,dengan cepat pemuda itu menurunkan lengannya dan membelit tangan kanan Jon gondrong.

Tangan kanannya terkunci,sekali sentakan pisau di tangannya lepas dan dia berteriak keras karena tangannya di pelintir kuat oleh Madan.

"Aaaauuhhh....!."

"Lepasin gua bangsat!" makinya.

"Mohon ampun dulu!" ujar Madan.

"Mimpi lu...!"

Madan kembali menghentakkan tanga kirinya dan memelintir tangan kanan itu.

Di dalam rasa sakitnya dia mengucapkan sumpah serapah dan tetap keras kepala tidak mau minta ampun.

Lihat selengkapnya