Setelah menyambangi keluarga babe Sapar dan memberi jalan keluar dari masalah mereka serta menceritakan apa yang telah dialaminya selama satu minggu ini,akhirnya Madan pamit dan kembali ke Hells.
Namun kali ini Jon gondrong,orang yang pernah dihajarnya dulu ikut dan menjadi sopir pribadinya.
Jon berdecak kagum melihat mobil kawannya itu. Awalnya dia sedikit gugup karena biasa bawa mobil odong-odong, justru hari ini dia membawa mobil mewah.
Tidak butuh waktu lama membuat pria gondrong itu menyesuaikan diri dengan mobil yang di bawanya kali ini.
Mobil melaju mulus dan halus karena sopir yang berpengalaman.
Di kursi belakang duduk Madan dan Anandita di sampingnya.
Madan memperhatikan gadis itu yang duduk sedari tadi gelisah saja.
Miring kiri,miring kanan seperti merasa tidak nyaman.
Sesekali dia memegang perut dan menggigit bibirnya.
"Kau ini kenapa?" tanya Madan penasaran.
Namun yang di tanya cuma diam saja.
Keadaan hening sejenak dan mobil terus melaju kencang.
Namun Madan masih penasaran dan memberanikan diri untuk kembali bertanya.
"Kau ini kenapa? Ada apa sedari tadi gelisah saja? Apa kau sakit perut gara-gara tak biasa makan ditempat tadi?"
"Bukan masalah itu! Kalau soal makanan sih tidak ada masalah." jawab gadis itu sesekali dia meraba pantatnya dengan telapak tangannya.
"Lantas kenapa?" tanya Madan memandang ke arah gadis itu.
"Biasalah, masalah perempuan!" jawab Anandita.
"Masalah perempuan?" tanya Madan sambil menyipitkan mata.
"Iya," jawab gadis itu singkat.
"Ooo, lagi ada masalah dengan pacar." kata Madan sambil angguk-angguk kepala.
"Bukan!!" seru gadis itu kesal.
"Lantas apa?"
"Kau betul tidak tau?"
"Aku bukan perempuan, mana aku tau!" jawab Madan ikut-ikutan kesal.
"Aku lagi itu,"
"Apa kau hamil...!!!??" seru Madan kaget.
Plaaakkk...
Satu tamparan melayang di pipi pemuda itu.
"Sembarangan kau bicara!" bentak gadis itu kesal.
Madan meringis sambil mengusap-usap pipinya.
"Makanya bicara terus terang, biar jelas!" katanya.
Lalu gadis itu berbisik.
"O....kalau gitu kan jelas." Madan mengangguk paham.
"Aku boleh minta tolong tidak?" tanya Anandita.
"Minta tolong apa?" Madan balik tanya sambil melirik ke arah gadis itu.
Kemudian gadis itu kembali berbisik.
"Harus aku?" tanya Madan melotot.
Gadis itu menjawab dengan anggukan.
"Ahh...ada-ada saja. Bang Jon kita mampir sebentar ke mini market, ada sesuatu yang ingin ku beli." perintah Madan.
"Siap bos!" jawab Jon lugas.
Mobil meluncur dan berhenti di sebuah mini market.
"Kalian tunggu sebentar di sini." ujar Madan sambil keluar dari dalam mobil.
Pemuda itu masuk kedalam mini market dan mulai mencari sesuatu.
Cukup lama dia mencari barang yang diinginkannya itu.
"Itu orangnya!" seru seseorang menunjuk ke arah Madan berdiri.
Madan melihat kiri kanan dan ke belakang,ternyata yang di maksud orang itu adalah dia.
Ketiga orang itu datang menghampiri Madan.
Saat mulai dekat,
Sriing.....!!!!
Ketiganya mencabut goloknya.
Wuuuutttt.....
Di serang secara tiba-tiba tidak membuat Madan panik.
Dia menghindar lalu menjulurkan tangannya.
Tusukan golok itu lewat,tangannya menjambak rambut orang yang menyerangnya tadi.
Braaaakkk.....
Kepalanya dihantamkan ke rak mini market itu dan membuat lawan ambruk seketika.
Yang kedua ikut menyerang,
Wuuuuttt....
Namun yang ke dua juga bernasib sama tapi dia lebih sial karena kepalanya menghantam kaca lemari pendingin hingga kaca itu pecah.
Orang yang ke tiga mengayunkan goloknya secara membabi buta membuat Madan kerepotan di serang di gang sempit di antara rak dan lemari pendingin itu.
Wuuuuttt.....
Wuuuutttt.....
Madan yang mengambil posisi bertahan mulai terdesak namun pada satu kesempatan dia menunduk dan dari bawah di hajar dagu musuhnya itu.
Buuukkk.....!!!
Lawan jatuh terjengkang dengan gigi rontok dua buah.
Dia tidak berani bangkit lagi begitu juga dengan kedua kawannya tadi yang sedang menikmati kepala mereka yang sedang pusing itu.
Karena yang di cari tidak ketemu, Madan lalu berjalan ke meja kasir.
"Maaf tentang kejadian tadi." kata Madan.
"Bagaimana ya bang, bos saya bisa marah kalau melihat tempatnya seperti ini." kata kasir itu cemas.
"Kau tidak usah cemas, besok ku kirim orang untuk memperbaiki dan mengganti semua kerusakan ini"
"Yang betul bang?"
"Betul, tapi aku butuh sesuatu, bisa kau carikan?"
"Butuh apa bang?"
"Pembalut." jawab madan singkat.
*******
Di dalam ruangan itu tampak Jek sedang mondar-mandir dan gelisah.
Rokok dibakarnya entah sudah berapa batang.
Kadang-kadang dia memaki dirinya sendiri.
"Sial!! sial...!" serunya kesal.
"Awas saja kalau sudah ketemu akan ku hajar habis-habisan dia!" katanya sambil memukulkan kepalan tangan kanan ke telapak tangan kirinya.
Kesal,gemas,marah bercampur jadi satu di dadanya.
Madan masuk dan menemukan Jek yang sedang mondar mandir itu.
"Kau kenapa? Tampaknya begitu senang hari ini?" tanya Madan sambil duduk.
"Brengsek kau! Aku ini sedang kesal!!" jawabnya marah sambil melotot ke arah Madan.
"Kau menghilang seharian, bertemu di sini tiba-tiba kayak kesurupan setan setrikaan, mondar-mandir dari tadi." ejek Madan.
"Terus saja kau mengejek ku!" ujar Jek makin kesal.
"Tenang, duduk sini!" Madan menenangkan.
Semula Jek tak mau duduk,tapi akhirnya dia duduk juga.
"Nah gitu kan ganteng." goda Madan sambil tertawa.
"Brengsek kau! Beraninya mengejek ku!" Jek masih saja bersungut-sungut tanda hatinya tidak puas.
"Ceritakan apa masalahnya, siapa yang akan kita ratakan?" tanya Madan serius.
"Tidak, aku bisa mengurusnya sendiri." balas Jek.
"Kalau kau bisa menyelesaikan sendiri, tidak mungkin kau bersungut-sungut seperti ini. Jadi katakan ada apa sebenarnya?"
"Kau lihat ini," ujar Jek kemudian meletakan sebuah jam tangan di atas meja.
Madan melihat dan mengambil jam itu dan bertanya,
"Ini sebuah jam tangan, ada apa dengan jam ini? Baterainya habis?"
"Bukan itu!"
"Lantas ada apa dengan jam ini?"
"Beberapa hari yang lalu aku membeli jam tangan ini sama seseorang."
"Terus,"
"Dia bilang jam ini buatan luar negri dan produksinya terbatas."
"Lanjutkan,"
"Aku tergiur dan aku membelinya."
"Berapa harganya?"
"Tiga juta!"
"Gila!! Mahal juga...!!" seru Madan terkejut.
"Tapi baru beberapa hari ku pakai jam tangannya rusak, aku tanya sama kawan ku yang ahli dan tau tentang jam, dia bilang ini jam palsu."
"Jadi kau kena tipu?"
Jek tidak menjawab malah makin kesal mendengar madan menertawakannya.
"Aku sudah menyuruh orang mencari bajingan itu!"
"Kalau sudah ketemu, kau mau apakan dia?" tanya madan serius.
"Akan ku potong lidahnya yang biasa bicara bohong itu!" ujar Jek geram.
Mereka berdua sedang asik berbincang saat gadis cantik itu masuk kedalam ruangan.
"Aku bawakan makan." ujarnya sambil meletakan makanan itu di meja.
"Makanlah, ini aku yang membuat lho!" katanya lagi.
Jek dan Madan saling pandang lalu melihat kearah makanan itu.
"Dari aromanya sepertinya enak." kata Jek sambil mengambil makanan itu satu potong dan mencicipinya.
"Bagaimana?" tanya gadis itu penasaran.
"Hmmmm....ini benar-benar enak!" puji Jek sambil mengambil satu potong lagi.
"Kau tidak makan?" gadis itu bertanya kepada Madan.
Pemuda itu lalu mengambil potongan kecil dan memakannya.
"Bagaimana?"
"Biasa saja." jawaban yang membuat Anandita kesal.
"Keterlaluan...!!!" seru gadis itu langsung pergi meninggalkan mereka.
"Heh...kau mau kemana?" tanya Madan.