MERANTAU

hendri putra
Chapter #6

Episode 6 : Pertarungan Sengit

Ruangan kantor itu cukup luas bagi mereka bertiga.

Nelson dan Bruno maju tiga langkah dan sekarang cuma berjarak dua langkah dari Madan yang berada di hadapan mereka.

"Kau atau aku duluan yang maju?" tanya Bruno sambil melirik ke arah Nelson kawannya.

"Silahkan kau maju duluan,tapi jangan kau habiskan sendiri,sisakan untuk ku" jawab Nelson melangkah agak ke pinggir.

Madan masih bersikap tenang-tenang saja memperhatikan kedua musuhnya itu.

Bruno membuat bersiap,dia melompat-lompat kecil sambil memainkan tinjunya,sedangkan Madan berdiri tenang memperhatikan lawan.

Sementara itu di bawah Johan mengajak Jek dan Jon untuk duduk bersamanya.

"Hahahahaha,sudahlah Jek,kau tak perlu tegang seperti itu,mari duduk nikmati kopi dan rokokmu sembari menunggu mayat bos mu hahahaha," ujar Johan sambil menghisap rokoknya dalam-dalam.

Jek yang masih berdiri terpaku membuat Johan menunggu.

Kali ini Johan sedikit membentak dan akhirnya kedua orang itu pun duduk dengan perasaan hati berkecamuk menunggu bos mereka.

Jek sendiri tau betul bagaimana tangguhnya Nelson dan Bruno itu.

"Hahahaha...kau banyak-banyak berdoa saja," hibur Johan.

Wuuusshhh.....

Wuuussshh......

Bruno melancarkan pukulan kiri kanan silih berganti.

Madan hanya menggerakkan badannya,meliuk liuk menghindari pukulan si Bruno.

Tiap kali dia melepaskan pukulannya,selalu saja pukulannya itu menerpa ruang kosong.

Madan sesekali tersenyum mengejek.

"Gerakan mu terlalu pelan," ejek Madan.

"Atau badan mu yang terlalu besar?" sambungnya lagi.

"Itu baru pemanasan,kali ini aku akan bersungguh-sungguh menghajar mu,lihat saja!!" seru Bruno kesal.

Kemudian dia berlari ke arah Madan dan dengan cepat di rangkul pinggang pemuda itu.

Madan panik,belum sempat dia berbuat lebih lanjut lagi tiba-tiba saja Bruno mengangkat dan membanting tubuhnya.

Buuuukkkk......

Madan terbanting dan jatuh punggung.

Dia meringis kesakitan.

Belum lagi hilang rasa sakitnya,dari atas Bruno kembali menyerang.

Wuuuussshhhh......

Wuuuussshhhh......

Madan terpaksa berguling-guling di lantai kantor itu guna menghindari injakan kaki si Bruno yang semakin beringas.

"Celaka....!!!!" serunya dalam hati karena semakin terdesak ke satu sudut dinding kantor itu.

Tanpa pikir panjang,Madan pemuda yang di kampungnya juga menguasai ilmu silat itu langsung memutar tubuhnya.

Tubuhnya berputar sambil diangkat kakinya ke atas.

Wuuuutttt......

Bruno terkejut dan melompat mundur.

Hampir saja kaki Madan yang terangkat menghamtam dagunya.

Pemuda itu kembali berdiri dan tersenyum kearah Bruno.

"Cuuiihh....menjijikan!" umpat Bruno melihat musuh tersenyum kepadanya.

"Hampir lima menit,kau lambat sekali" ejek Nelson dari belakang.

"Diam kau...!!!" bentak Bruno sambil melirik sesaat kepada sobatnya itu.

"Cukup gerah di sini," kata Madan sambil membuka jasnya lalu melemparkan jas itu sebuah kursi yang tidak juah dari situ.

"Ini juga bikin repot saja" sambungnya lagi lalu melepas dasi yang melingkar di lehernya.

Pemuda dari kampung yang sudah menjadi bos besar itu kemudian melonggarkan dan menggulung lengan bajunya hingga ke siku.

"Nah,seperti ini,awas....!!!!" seru Madan sambil melepaskan tendangan.

Wuuusshhhh.....

Dari jarak tiga meter tentu saja sangat jauh dari jangkauan tendangannya.

Namun yang dilakukannya adalah menerjang sambil melepaskan sepatunya.

Sepatu kanannya melayang bebas ke arah kepala Bruno yang lengah.

Pletak.....

Sepatu itu tepat menghantam kepalanya.

Melihat kejadian itu,Nelson tertawa terbahak-bahak karena kawannya dibodohi sedemikian rupa.

Mendapat perlakuan yang dirasanya itu sangat kurang ajar,mendidihlah darah Bruno.

Bukan karena kepalanya terkena sepatu saja,namun yang semakin membuat dia kesal adalah suara tawa Nelson yang di rasa itu sangat mengejek.

"Kurang ajar! berani-beraninya kau...!!!!" bentak Bruno dengan suara bergetar pertanda dia sangat-sangat marah besar atas kejadian tadi.

Wuuuuttttt....

Tanpa di duga Madan kembali melayangkan sepatunya yang satu lagi.

Namun kali ini Bruno cukup sigap lalu menunduk menghindari keisengan musuhnya itu.

Nelson yang sedari tadi masih tertawa sontak terdiam.

Pletaaakkk....!!!!

Sepatu itu tepat mengenai keningnya.

Melihat kejadian itu,gantian Bruno yang tertawa terbahak-bahak.

Wajahnya kelam membesi amarahnya meluap.

Dia segera melompat dan menerjang Madan.

Wuuussshhhh....

Madan menghindar tapi musuh terus menyerang dan melepaskan dua pukulan beruntun yang membuat pemuda itu sedikit keteteran juga menghindari serangan lawan.

Sebagai mantan seorang petinju,tentu saja pukulan-pukulan yang di lancarkan oleh Nelson sangat bertenaga dan berbahaya,terlebih lagi dia memiliki tubuh yang besar dan kekar.

Wuuusshhh....

Wuuusshhh....

Satu dua pukulan silih berganti menyerang dan mengarah ke wajah pemuda yang bernama Madan itu.

Madan yang memiliki dasar seorang pesilat memiliki gerakan yang cukup lincah untuk menghindari serangan-serangan itu.

Kadang dia mengelak dengan berkelit ke samping,tak jarang juga pukulan musuh ditepis olehnya.

Perkelahian itu berlangsung sengit untuk beberapa saat.

Madan melompat kebelakang,Nelson mengendurkan serangan karena nafasnya sudah ngos-ngosan.

Pemuda itu membuka jurus lalu dengan cepat melancarkan serangan.

"Gawat....!!!!" seru Nelson tegang.

Wuuuussshhhh.....

Tendangan kaki kanan itu mengarah tepat ke kepalanya.

Tanpa pikir panjang,Nelson menyilangkan kedua tangannya di depan kepalanya.

Buuukkk.....

Seeeeeetttt.....

Tendangan itu cukup bertenaga yang membuat orang bertubuh besar itu tersurut mundur beberapa langkah kebelakang.

Lihat selengkapnya