Pagi itu di Paradise Rest and Cafe...
Anandita datang pagi-pagi sekali dan segera naik ke ruangan atas atau kantor di mana Madan biasanya berada. Di dalam ruangan itu tampak ada Jek dan Jon yang sedang ngobrol santai sambil merokok dan menikmati secangkir kopi pagi itu. Ke dua orang itu menoleh ke arah gadis itu saat dia masuk ke dalam ruangan. Mereka terdiam dan terpaku untuk beberapa saat sampai sang gadis buka suara dan bertanya.
"Bang Jek, di mana Madan?"
Pertanyaan yang membuat ke dua orang itu menjadi sangat heran.
"Bukankah dia semalam ikut bersama mu?" tanya Jek.
"Iya! Semalam dia memang bersama ku, tapi dia malam itu tidak menginap dan balik lagi ke sini." jawab Anandita.
"Balik ke sini? Justru sejak semalam kami hanya berdua saja di tempat ini, dia belum kembali dari tadi malam." ujar Jek merasa heran juga.
"Aku tak percaya dengan omongan mu,pasti dia berada di kamarnya!" seru gadis itu sambil berjalan ke sebuah ruangan yang berada di dalam kantor itu.
Di dalam kantor itu memang ada sebuah kamar yang dulunya di pakai oleh George tua untuk beristirahat jika dia tak ingin pulang ke rumahnya.
Jek dan Jon saling pandang dan merasa heran dengan sikap si gadis pagi itu.
"Begitulah wanita, mereka mahkluk yang unik jika tak mau di katakan aneh." kata Jek sambil menarik nafas dan geleng-geleng kepala.
"Apa maksud perkataan bang Jek?" tanya Jon penasaran.
"Iya, kita sebagai laki-laki jika bohong saja salah,jujur malah tambah salah." jawab Jek sambil kembali duduk.
Jon hanya mengangguk paham dan kemudian dia juga ikutan duduk dan menikmati kopinya.
Anandita masuk ke dalam kamar itu,ruangan yang tidak terlalu besar. Di dalam kamar itu ada sebuah tempat tidur dengan singel bed dan sebuah lemari pakaian berukuran kecil juga. Di sudut kamar ada sebuah sofa kecil dan sebuah meja bulat. Ruangan kamar itu tertata rapi dan sangat bersih. Gadis itu merasa sedikit heran karena baru kali ini dia temui kamar laki-laki yang sangat rapi dan juga bersih. Di dinding kamar itu terpasang sebuah pendingin ruangan yang dilengkapi oleh pewangi ruangan yang tergantung di sana agar kamar itu tetap wangi. Memang betul kata ke dua orang yang di luar tadi bahwa Madan tidak berada di dalam kamar. Rasa ingin tau yang besar menuntun langkah Anandita menuju lemari dan membukanya. Hanya ada sebuah tas yang sudah rusak dan lusuh serta beberapa potong pakaian yang mengisi lemari serta sebuah sajadah. Gadis itu lalu menutup lemari itu dan kembali berjalan keluar dari dalam kamar.
"Kalau dia tidak kembali tadi malam,lantas dia kemana?" gumam Anandita.
"Nah, sekarang kau percaya kan kalau dia semalam tidak kembali ke sini." ujar Jek saat melihat Anandita keluar dari kamar itu.
Gadis itu mengangguk pelan.
"Apa jangan-jangan dia mampir ke tempat nyonya Menor tadi malam?" timpal Jon.
"Huuuss..!! sembarangan kau!" seru Jek kepada Jon.
"Ya, kali aja bang! Kita kan gak tau dia kemana." balas Jon.
"Walau pun kita tak tau dia kemana dan ada di mana, tapi aku yakin Madan tidak akan pergi ke tempat itu!" kata Jek menegaskan.
"Heh, apakah kalian semalam bertengkar lagi?" tanya Jek penasaran.
"Tidak, kita sama sekali tidak ada masalah tadi apa pun semalam." jawab Anandita.
"Boleh aku memberi mu sedikit nasehat?" tanya Jek.
"Nasehat apa?" tanya Anandita sambil mengerutkan kening.