MERANTAU

hendri putra
Chapter #12

Episode 12 : Pertemuan Yang Tidak Disangka

Setelah berhasil lolos dari kejaran anak buah Rustam Kabir,Madan berlari tak tentu arah. Sampai pada satu tempat dia melihat sebuah mobil truck yang sedang terparkir di pinggir jalan. Mobil truck yang sepertinya dia pernah lihat dan dia kenali. Daerah itu memang pusat pertokoan dan karena hari sudah malam,tidak ada aktivitas bongkar muat lagi dan terpaksa mobil-mobil yang datangnya kemalaman harus menunggu pagi untuk bisa bongkar muatan.

"Ini kalau tidak salah adalah truck yang di bawa oleh uda Saman" kata pemuda itu dalam hati sambil memperhatikan truck itu.

"Tapi di mana orangnya?" kembali dia bergumam.

Plak....

Tiba-tiba saja ada yang menepuk pundaknya dari belakang.

Madan terkejut dan melepaskan satu tendangan saat dia berbalik badan.

"Hampir saja..!!!" seru pemuda itu menahan tendangannya.

Orang yang menepuk pundaknya tadi terkesiap dan melompat mundur juga karena mendapat serangan mendadak.

"Hebat...!! murid buya Maliki masih memiliki reflek yang hebat...!!" puji orang itu sambil tertawa.

"Uda Saman..!!" seru Madan menyebut sebuah nama.

"Madan..!!" seru uda Saman.

Mereka akhirnya saling bersalaman setelah saling mengenali.

"Bagaimana kabar mu,Madan?" tanya uda Saman.

"Alhamdulillah,seperti yang uda lihat,saya baik-baik saja" jawab Madan sambil tersenyum.

"Uda sendiri bagaimana?apakah sehat-sehat saja?" Madan balik bertanya.

"Seperti yang kau lihat,cukup baik dan sehat karena bagaimana pun ada lima perut yang harus dinafkahi di rumah,jadi untuk itu,sakit-sakit sedikit juga tidak akan dirasai" jawab uda Saman.

"Tumben uda masuk kawasan kota trip kali ini?" tanya Madan.

"Ada sedikit tambahan muatan untuk di bawa ke kampung tapi karena tadi dari pabrik kemalaman terpaksa besok pagi muat barangnya" jawab uda Saman.

Saman memperhatikan Madan dari atas sampai bawah yang mana saat itu Madan memakai baju kemeja putih dan celana dasar hitam serta sepatu yang tampaknya itu bukan sepatu yang murah harganya.

"Ada apa? kenapa uda memperhatikan saya seperti itu?" tanya Madan heran.

"Gagah...benar-benar gagah" puji uda Saman sambil berdecak.

Di puji seperti itu membuat Madan salah tingkah dan garuk-garuk kepala dan tersenyum.

"Sepertinya kau sudah mendapatkan pekerjaan di ibuk kota,bukan begitu?" tanya uda Saman lagi.

"Ya seperti yang uda lihat" jawab Madan kembali tersenyum.

Lihat selengkapnya