Setelah di suruh oleh Dokter Toriq untuk menemui Anandita,akhirnya Nadia pada sore harinya datang menemui Anandita. Dia tak mau menunggu esok dan tak ingin buang-buang waktu lagi karena hari pernikahannya dengan Rizal hanya tinggal 2 Minggu lagi. Dia juga ingin mengucapkan terima kasih kepada bos restoran itu karena mau memberi keringanan biaya dan mengerti akan kesulitan yang sedang dia dan calon suaminya hadapi.
Ruang kerja Anandita ada di lantai bawah dekat dengan dapur restoran itu karena dia lah penanggung jawab mutu dan rasa setiap makanan yang di sajikan dalam buku menu restoran tersebut.
Tok... Tok... Tok....
Pintu ruangan kerja itu di ketok tiga kali oleh Nadia.
"Silahkan masuk" sahut Anandita dari dalam.
Anandita tampal tersenyum setelah melihat siapa yang datang ke ruang kerjanya.
"Oh...Dokter Nadia, silahkan duduk" sapa Anandita dengan ramah dan tersenyum.
Dokter muda dan cantik itu pun duduk di tempat duduk yang tersedia di ruangan itu.
"Apa Dokter Toriq sudah menceritakan semuanya?" tanya Anandita.
"Sudah, justru setelah Dokter Toriq cerita dan memberitahu,makanya aku datang ke sini" jawan Nadia.
"Kamu sendirian? calon suamimu tidak ikut?" tanya Anandita lagi.
"Dia sedikit menjadi sensitive dan mudah marah akhir-akhir ini karena usaha yang dia jalani sedikit ada masalah" terang Nadia.
Anandita mengangguk paham lalu berkata,
"Kalian beruntung bos kami mau memberi izin dan tidak mempermasalahkan soal pembayaran dulu setelah mendengar cerita dari Dokter Toriq tadi."
"Aku datang ke sini selain membicarakan soal acara pernikahan nanti juga ingin bertemu dengan bos restoran ini untuk mengucapkan terima kasih kepadanya" ujar Nadia.
"Kau kurang beruntung karena si bos baru saja pergi keluar" kata Anandita sambil sedikit kecewa.
"Mungkin lain kali aku bisa bertemu dengannya" balas Nadia tersenyum.