MERANTAU

hendri putra
Chapter #18

Episode 18 : Rustam Kabir 2 (Rusak Tampang Karena Bibir)

Setelah sampai di terminal, Madan di tuntun oleh dua orang yang pernah di hajarnya waktu itu ke sebuah gedung. Gedung itu tampaknya adalah bekas gedung atau bekas kantor dinas perhubungan yang tak lagi terpakai karena sudah ada gedung baru. Dan sekarang tempat itu dipakai untuk markas dan tempat berkumpulnya para preman dan jambret yang dikendalikan oleh seseorang yang menjadi pimpinan mereka.

Madan, Jek dan Jon sampai di tempat itu dan di tempat itu pulalah gadis cantik yang bernama Anandita disekap. Setelah bekapan mulut gadis itu dilepaskan, dia langsung memarahi Madan tanpa henti sehingga mulut gadis itu kembali dibekap agar tidak berisik lagi.

"Aku tidak punya urusan denganmu, jadi aku minta kau lepaskan gadis itu dan masalah kita selesai di sini." pinta Madan.

"Kau merasa tidak punya masalah?" tanya orang itu sambil melotot menatap Madan.

"Kenal denganmu saja aku tidak, bagaimana bisa aku memiliki masalah denganmu." balas Madan.

"Jadi kau tidak kenal denganku?"

"Tidak."

"Aku adalah pimpinan preman dan penjahat yang sangat disegani di wilayah ini!"

"Cuma di wilayah ini saja? Di luar tidak?"

"Iya, karena aku belum mengembangkan sayapku untuk menjangkau daerah selain daerah terminal kota ini."

"O...cuma preman lokalan saja." ejek Madan.

Merah padam lah wajah orang itu karena disebut hanya sebagai preman lokal saja oleh Madan.

"Brengsek kau! Beum tahu kau siapa aku rupanya!" seru orang itu kesal.

"Aku memang belum tahu siapa kau, memangnya kau siapa?" tanya Madan.

Ucapan yang membuat orang itu semakin bertambah kesal saja.

"Perkenalkan namaku Rustam Kabir, siapa di daerah ini siapa yang tidak kenal dsm tidak menyegani ku?" ujar Rustam Kabir menyombongkan diri.

Bukannya takut mendengar nama itu, Madan malah tertawa geli yang membuat Jek dan Jon terheran-heran melihat bos mereka tertawa setelah mendengar nama tadi.

"Heh...!! Kunyuk apa yang lucu? Apa yang kau tertawakan?" tanya Rustam Kabir semakin kesal.

Madan menghentikan tawanya dan kemudian pemuda itu pun berkata,

"Maaf...maaf tidak ada yang lucu. Tapi jika di lihat dari tampang dan namamu, aku rasa itu sangat cocok...cocok sekali!"

"Apa maksudmu? Apanya yang cocok?" tanya Rusatam Kabir heran.

"Kau memperkenalkan dirimu dengan nama Rustam Kabir tadi, bukan begitu?" balas Madan sambil balik bertanya.

"Iya dan aku sangat ditakuti dan di segani, asal kau tahu saja!"

"Kau tahu apa itu kepanjangan dari Rustam Kabir?" tanya Madan.

"Aku tidak tahu dan tidak ingin tahu!" bentak Rustam Kabir.

Lihat selengkapnya