Rustam Kabir terus menyerang Madan dengan beringas. Namun setiap serangan yang dilancarkan oleh pimpinan preman di terminal kota itu selalu saja tidak membuahkan hasil dan dapat dimentahkan dengan mudah oleh Madan.
Lain halnya dengan orang-orang lain berada di sana yang berteriak dan menyemangati, gadis cantik yang bernama Anandita itu justru meronta dan berharap perkelahian dapat dihentikan saja. Tapa apalah daya, gadis itu sendiri dalam keadaan terikat dan mulut yang dibekap dengan selembar kain.
Rustam Kabir terus menyerang dangan melepaskan tendangan dan pukulan silih berganti ke arah tubuh lawan yang di incarnya. Namun Madan yang sangat gesit dan lincah dapat mematahkan setiap serangan yang dilancarkan itu.
Madan bukannya tidak membalas, dia juga melakukan serangan balasan terhadap Rustam Kabir, namun Rustam Kabir bukanlah preman kemarin sore yang bisa dikalahkan begitu saja. Bahkan Madan sediri mengakui ketangguhan dan kegesitan Rustam Kabir dalam menyerang maupun bertahan.
"Hebat...!!" seru Madan dalam hati saat serangan tipuannya dapat di elakan oleh musuh.
"Mau menipuku? hehehe..." tanya Rustam Kabir sambil terkekeh.
Setelah beberapa saat bertarung, Rustam Kabir melompat mundur dan menjaga jarak dengan Madan beberapa langkah.
Tubuh kedua orang itu basah oleh keringat dan tampak keduanya sangat terengah-engah dalam mengatur nafas masing-masing.
Rustam Kabir mengangkat tangannya sebagai tanda dia meminta jeda sebentar.
"Ronde pertama berakhir, kita istirahat dulu..!!" seru pimpinan preman terminal kota itu.
Madan hanya mengangguk dan berjalan menuju tempat Jek dan Jon berdiri.
Rustam Kabir lalu memerintahkan salah satu dari anak buahnya untuk memberi Madan sebotol air minum.
"Walaupun kita musuh, tapai aku juga harus sportif, silahkan minum..!!" seru Rustam Kabir saat Madan menerima botol mineral dari anak buah Rustam Kabir tadi.
"Terima kasih" balas Madan singkat.
Setelah istirahat beberapa saat, Rustam Kabir pun segera bangkit dari tempat duduknya.
"Apa kau sudah siap?" tanya Rustam Kabir saat bangkit kembali dari duduknya.
"Kapan pun kau siap" jawab Madan.
Keduanya kembali saling berhadapan satu sama lain.
"Hiiiaaatt...!!"
Mereka sama-sama berseru keras.
Namun kali ini Madan merubah cara bertarungnya, yang di awal tadi dia hanya bertahan tapi kali ini dia lebih sedikit menyerang yang membuat Rustam Kabir menjadi sedikit gelagapan.
Wus..... Wus.....
Dua tendangan berturut-turut dilakukan oleh Madan membuat Rustam Kabir dan membatalkan serangannya.
Wus......
Rustam Kabir menyapukan kakinya dan mengarah kaki kiri Madan. Pemuda kampung yang sudah menjadi bos kelompok Falco itu geser kaki kirinya satu langkah kebelang sehingga luput lah serangan sapuan kaki dari Rustam Kabir tadi.
Namun serangan itu tidak berhenti di situ saja, Rustam Kabir memutar tubuhnya dan hantamkan satu tendangan lagi.
Buukkk......