Rustam Kabir yang melihat Madan lengah, segera layangkan satu tendangan.
Buuk...!
Tendangan yang tepat menghantam rusuk Madan karena Rustam Kabir menendang dari arah samping.
Madan terjatuh dan terguling beberapa kali di lantai.
Sepertinya mereka tak mempedulikan darah yang mengucur dari hidung mereka masing-masing.
Madan kembali berdiri, namun baru setengah jalan, Rustam Kabir kembali menyerang.
Wuusshh....
Madan mencoba menghentikan serangan Rustam Kabir dengan cara lepaskan satu tendangan yang membuat Rustam Kabir melompat ke samping untuk menghindari tendangan dari Madan tadi.
Madan menyeka darah yang mengalir dari lobang hidungnya dan kembali berdiri.
"Untuk pria seusiamu, kau masih cukup tangguh juga rupanya!" puji Madan.
"Kalau aku tidak jago, tidak mungkin kunyuk-kunyuk itu mau patuh dan menjadi anak buah ku!" balas Rustam Kabir sambil menunjuk ke arah anak buahnya.
"Dan sebentar lagi, Falco yang akan aku ambil alih dari dirimu!" sambung Rustam Kabir penuh percaya diri.
Madan melepas baju kemejanya karena merasa sangat gerah dan tubuhnya penuh dengan keringat saat itu.
Kemeja putihnya dilempar begitu saja dan entah kemana perginya.
"Baiklah, kalau kau pikir semudah itu bisa mengambil alih Falco. Maka buktikanlah, ayo maju!" tantang Madan sambil membuka kuda-kuda baru.
"Kau pikir dirimu hebat? Bangsat kau!" seru Rustam Kabir sambil melompat dan menyerang.
Namun kali ini Madan tampak bersungguh-sungguh, tidak seperti tadi banyak bermain-main dengan hanya menahan setiap serangan lawan.
Rustam Kabir layangkan sebuah pukulan tangan kanan, dan Madan berkelit ke kiri.
Madan balas layangkan pukulan ke arah kepala Rustam Kabir. Rustam Kabir angkat tangan kirinya untuk menepis pukulan yang di lancarkan oleh Madan tadi.
Plak....
Kedua lengan beradu keras dan membuat Rustam Kabir sedikit meringis karena layangan dari pukulan Madan sangat keras.
Belum lagi Rustam Kabir bisa berbuat banyak, Madan menyorongkan dan menghantamkan lutut kirinya ke perut lawan.
Buuk...!
"Hueekkhh...!"
Hantaman lutut itu telak menghantam perut Rustam Kabir yang membuat bos preman terminal kota itu melenguh keras dan terpental beberapa langkah kebelakang.
Madan ambil keputusan dengan cepat, saat musuh masih dalam keadaan limbung, pemuda itu langsung memburunya.