Jon hanya bisa pasrah saat golok milik Rustam Kabir meluncur mulus dan hendak menebas lehernya. Saat-saat yang sangat genting antara hidup dan mati bagi Jon.
"Akhirnya kita bisa berkumpul lagi" gumam Jon pasrah.
Setengah jengkal lagi ketika golok akan menebas leher, tiba-tiba Rustam Kabir mendengar suara teriakan agar dia berhenti.
"Hentikan...!!"
Mata golok itu terhenti tepat di kulit leher Jon.
Rustam Kabir melirik ke arah suara yang meneriakinya tadi.
"Hehehe, kau beruntung" gumam Rustam Kabir sambil menepuk-nepuk pipi Jon dengan sisi goloknya.
"Alhamdulillah...untung belum terlambat" Madan mengucap syukur dan merasa lega.
Madan berjalan menghampiri Jon dan membantu dia untuk berdiri.
"Aku minta maaf atas kesalahpahaman yang telah terjadi" ujar Madan dengan tulus.
Jon melihat hal itu menjadi tak mengerti dan sulit baginya menerima hal itu, terlebih dia melihat Madan membungkuk dan meminta maaf kepada Rustam Kabir.
"Apa yang kau lakukan?" bisik Jon kepada Madan.
"Bang Jon tenanglah dulu, nanti akan aku jelaskan" balas Madan.
"Tapi bukankah dia itu...."
"Bukan dia pelakunya" potong Madan seakan mengerti maksud dari ujung kalimat yang akan di sampaikan oleh Jon.
"Oh, ternyata kau bocah Falco, apa yang telah terjadi sehingga orang gila itu datang kemari dan menyerang ku?" tanya Rustam Kabir sambil menunjuk ke arah Jon.
Jon ingin sekali mendamprat Rustam Kabir karena kata-katanya tadi, namun sebelum dia bertindak, Madan sudah mencegah terlebih dahulu.
"Sudah ku katakan di awal tadi, ini hanyalah sebuah kesalah pahaman saja, beruntung tidak ada nyawa yang melayang" jawab Madan.
"Apakah ini ada hubungannya dengan jenazah dua orang yang di temukan di sekitar terminal kemarin?" Rustam Kabir kembali bertanya.
"Benar ini soal kematian dua orang saudara kami yang jenazahnya di temukan di sekitar terminal ini, ternyata ada tangan-tangan yang tak bertanggung jawab yang ingin mengadu antara aku dan kelompokmu" terang Madan.
"Pantas saja dia seperti orang gila dan hendak membunuhku" balas Rustam Kabir kembali mengejek Jon.
Kali ini Jon terpaksa diam dan tak bergeming sedikit pun.
Rustam Kabir memungut golok Jon yang tadi terjatuh, dia memasukan golok itu kembali ke dalam sarungnya.
"Nah, ambilah" ujar Rustam Kabir sambil memberikan golok itu kepada Jon.
Jon melirik sebentar ke arah Madan, Madan mengangguk dan mengizinkan Jon untuk mengambil golok yang di sodorkan tadi oleh Rustam Kabir.
"Bang Jon, saya harap bang Jon mau berbesar hati dan meminta maaf kepada Rustam Kabir karena sudah salah paham" pinta Madan.