MERANTAU

hendri putra
Chapter #34

Episode 34 : Dendam Yang Terbalaskan

Akhirnya hari yang ditunggu-tunggu oleh Jon datang juga, setelah anak buah dari Rustam Kabir datang membawa sebuah kabar berita.

Jon bergegas mengambil golok yang tersimpan di dalam kamar. Madan juga masuk ke dalam kamarnya untuk berganti pakaian karena tidak mungkin dia memakai pakaian yang jahitannya miring akibat ulahnya salah menjahit tadi.

Sebelumnya sembari menunggu, Madan memanggil salah seorang pelayan di restorannya untuk melayani dan keinginan anak buah Rustam Kabir itu. Tapi karena rasa setia kawannya yang tinggi, dia meminta makanan itu dibungkus saja dan dia dapat menikmati makanan itu nanti bersama-sama dengan kawan-kawannya di markas.

"Apakah bang Jon sudah siap?" Tanya Madan.

"Aku sudah siap untuk hasil yang akan terjadi nanti di sana, tapi aku minta saatu hal kepadamu," kata Jon.

"Apa itu?" Tanya Madan.

"Apa pun yang kau saksikan dan terjadi di sana, aku harap kau tidak ikut campur, sekalipun nanti aku dalam keadaan terdesak maupun kalah." pinta Jon.

"Kita lihat saja nanti, aku yakin bang Jon bisa menyelesaikan dan membalaskan dendam untuk Ucup dan Omat," ujar Madan menyemangati sambil menepuk pundak Jon.

Mereka akhirnya berangkat menuju terminal kota walaupun sedikit agak merepotkan dengan banyaknya makanan yang di bungkus untuk di bawa ke markas Rustam Kabir.

Di markas Rustam Kabir, mereka tampak begitu akrab berbincang dan kadang di selingi dengan tawa. Suguhan makanan dan minuman yang tersedia juga sudah di lahap habis oleh mereka berdua. Tongki sebenarnya berniat hendak segera pergi, namun sebisa mungkin Rustam Kabir menahan dengan alasan bahwa mobil mereka yang rusak belum selesai dibetulkan, padahal mobil yang rusak itu masih terletak dan tidak di perbaiki bahkan tidak ada montir yang memeriksa mobil tersebut.

Rustam Kabir tampak tersenyum lebar saat melihat rombongan Madan dan kawan-kawan datang.

"Akhirnya yang ditunggu-tunggu datang juga!" Seru Rustam Kabir sambil berdiri dan berjalan menghampiri rombongan tersebut.

Karena Tongki membelakangi pintu masuk, dia harus berbalik badan untuk melihat siapa yang baru saja datang.

Raut wajahnya seketika berubah menjadi tidak enak saat dia tahu rombongan siapa yang ternyata datang.

"Kelompok Falco...." Dessis Tongki.

Preman pelabuhan itu berusaha untuk bersikap tenang namun dia tak bisa menyembunyikan rasa cemas pada wajahnya saat melihat di sana juga ada Jon gondrong.

"Kau! Kau menjebak ku!" seru Tongki kepada Rustam Kabir.

"Aku tidak menjebak mu sobat, tapi ini adalah karena perbuatan mu sendiri. Ada masalah apa kau dengan kelompok ku sehingga membuang kedua mayat itu tempo hari di daerah kekuasaanku?" Tanya Rustam Kabir mengeluarkan rasa kesal yang dia simpan dari tadi terhadap Tongki.

"Itu? Kalau soal itu aku tidak ada maksud apa-apa dan tidak ada kesengajaan soal itu." balas Tongki membela diri.

"Apa kau sengaja ingin mengadu kelompok ku dengan kelompok Falco, seperti yang di perintahkan oleh bosmu itu? siapa bosmu? Kalit? Daniel? Johan Mawar?" Tanya Rustam Kabir sambil menyebut beberapa nama.

Jon menepuk pundak Rustam Kabir dan berucap,

"Terima kasih."

Rustam Kabir mangangguk dan menjawab,

"Dia milikmu, selesaikan dan tuntaskan dendam mu hari ini juga di sini."

"Demi kedua sahabatku," desis Jon sambil melangkah maju beberapa langkah ke depan dan berhadapan langsung dengan Tongki.

Lihat selengkapnya