Merawat Suami Koma

Appachan
Chapter #2

2. Mulai Melawan

Burung berkicau dengan indah, sinar mentari pagi pun sudah terlihat.

Zalea yang telah bangun sebelum subuh berkumandang hanya berdiam diri dengan buku di tangannya.

Jika biasanya dirinya telah berkutat dengan alat-alat dapur untuk membuat sarapan untuk bersama namun mulai sekarang dirinya tidak akan melakukan itu.

Biarlah mereka kelaparan jika tidak ada makanan toh ada Mbok Minah pembantu rumah ini yang bisa memasakkan untuk mereka.

Sekarang masih pukul 05.30 masih pagi jika untuk berangkat ke sekolah.

"Ternyata seperti ini ya, bersantai di pagi hari tanpa harus buru-buru membuat sarapan dan mempersiapkan perlengkapan sekolah."

"Hahh... Kenapa gak dari dulu aja aku seperti ini."

"Mereka yang sudah kuanggap orang tua kedua ku ternyata diam-diam menusukku."

"Betapa bodohnya aku selama ini, aku kira mereka dengan sukarela merawat ku ternyata...," ucap Zalea miris.

Miris sekali hidupnya, ternyata dirinya dirawat oleh keluarga lintah darat.

Apa mereka tidak ingat bahwa dirinya adalah keponakan kandung mereka?

Sekarang dirinya percaya kalau, "orang akan lupa segalanya jika sudah menyangkut tentang uang."

"Bagaimana cara nya aku menyelamatkan harta peninggalan Ayah Ibu?"

"Perusahaan Ayah sekarang yang mengendalikan Paman, sedangkan aku belum bisa memegang sepenuhnya perusahaan itu."

"Walaupun perusahaan itu tidak sebesar perusahaan lainnya, tapi itu perusahaan yang Ayah bangun dengan penuh perjuangan."

"Aku harus memikirkan cara mempertahankan semuanya dari mereka."

Asyik dengan pikiran nya bunyi pintu terbuka dengan kasar mengagetkan nya.

"Enak banget kamu ya! Asyik duduk santai seperti Nyonya."

"Bangun! Buatkan sarapan."

Zalea hanya menatap Karina datar, sedangkan Karina yang ditatap seperti itu bertambah geram.

"Bangun cepet! Atau kamu mau aku seret sekarang juga!" jengkel Karina.

"Punya tangan kan? Kenapa gak kamu aja yang bikin sarapan sendiri? Toh kamu juga yang makan bukan aku."

"Kalau gak bisa masak, tuh ada Mbok Minah minta tolong sama Simbok. Jadi perempuan tuh yang berguna sedikit," ucap Zalea dingin langsung pergi melewati Karina yang menatap tak percaya Zalea.

Lihat selengkapnya