Merawat Suami Koma

Appachan
Chapter #4

4. Darrendra

Disebuah ruangan yang penuh dengan alat-alat penunjang kehidupan terbaring laki-laki yang masih muda tampan nan gagah dengan berbagai alat yang menempel di tubuhnya.

Kesunyian ruang ICU terpecahkan oleh deretan suara bantuan hidup.

Sedangkan Pria dan wanita paruh baya yang masih terlihat muda berdiri di luar ruangan menatap kearah laki-laki yang berbaring dengan berbagai alat medis menempel di tubuhnya.


"Pa, kapan Darren akan bangun? Mama gak tega liat anak kita seperti ini Pah?!" ucap Lusiana Maheswari Mama Darren.

"Dokter bilang kemungkinan besar Darren sadar akan lama Mah, akibat kerasnya benturan di kepalanya," jelas Aditama Pratama Papa Darren.

"Mama ingin perempuan itu segera kita nikahkan dengan Darren Pah, biar perempuan itu bertanggung jawab merawat anak kita sampai sadar, dan Mama ingin membalas kesakitan Darren, setelah Darren sadar dan kembali normal ceraikan perempuan itu Pah. Mama ingin perempuan itu menderita!" ucap Lusi penuh emosi dengan tangan mengepal kuat.

Ibu mana yang tak sakit melihat anaknya tengah berjuang antara hidup dan mati, hati Lusi sangat hancur anak pertamanya harus terbaring lemah diatas bangkar Rumah Sakit.

Berawal sang anak mengabarinya akan pulang, tapi sampai 1 jam belum sampai rumah, sedangkan jarak antara rumah dan kantor tidak sampai 30 menit, hatinya sangat khawatir dengan sang anak, ditelepon pun tak diangkat oleh sang anak. Tak berapa lama Lusi mendapat telepon dari nomor tidak dikenalnya, yang mengabari bahwa sang anak yang ditunggunya masuk rumah sakit menjadi korban tabrak lari.

"Papa yakin Darren akan cepat sadar Ma, Darren anak yang kuat," ucap Aditama berusaha menenangkannya istrinya.

"Sekarang kita pulang dulu, Nasya rewel mencarimu. Bagas gak sanggup ngadepin Nasya."

Lusi menoleh kearah Suaminya setelah mendengar ucapan sang suami.

"Baiklah."

Dengan berat hati Lusi melangkah menjauh dari Ruang Rawat Darren.

"Kalian berempat jaga disini, jangan biarkan siapapun masuk kecuali dokter dan suster yang berjaga. Ingat pesan saya, jika ada yang mencurigakan langsung telepon saya, mengerti!?" perintah Aditama pada empat bodyguardnya.

"Baik Tuan," jawab bodyguardnya.

Sedangkan di sebuah mansion megah dengan gaya eropa, seorang laki-laki tampan sekitar berumur 17 tahunan tengah mengerang frustasi menghadapi adik perempuannya yang menangis tanpa henti.

"Nana cantik berhenti nangis ya, nanti abang beliin ice cream deh," bujuk Bagas.

Ya, laki-laki itu Bagaskara Pratama Anak kedua Aditama Pratama dan Lusiana Maheswari.

Laki-laki yang sekarang duduk di bangku SMA kelas 11 ini tengah frustasi menghadapi adik perempuannya yang masih berusia 7 tahun merengek ingin bersama Mamanya.

Sedangkan Mama dan papanya tengah dirumah sakit menjenguk abangnya Darrendra Imanuel Pratama yang tengah koma.

Lihat selengkapnya