"Renaaaa ... udah nungguin kita yah? hehehe." Teriak Yoga dengan nada meledek sambil tersenyum manis.
Tiba-tiba saja Rena dikejutkan dengan kedatangan empat orang sahabatnya, Yoga, Marlina, Nancy dan Santi.
Sudah satu jam yang lalu, Rena berada dicafe tempat biasa kelima sahabat ini hang out, menghabiskan sisa hari mereka setelah seharian disibukkan dengan aktivitas masing-masing.
Lina dan Nancy yang disibukkan dengan padatnya jadwal kuliah mereka, begitu juga dengan Santi dan Yoga yang sibuk dengan pekerjaan mereka di kantor dari pagi hingga sore hari.
Namun mereka selalu meluangkan waktunya demi bertemu dengan Rena, sahabat mereka yang paling manis dan pendiam.
---
Persahabatan mereka dimulai tiga tahun yang lalu sebelum Rena menikah. Awalnya mereka hanya berempat saja tanpa Rena. Ketika itu mereka ingin nongkrong di sebuah cafe, namun semua meja sudah dipenuhi oleh pengunjung.
Tapi masih ada satu meja yang kosong, dengan hanya satu kursi yang diduduki oleh Rena.
Saat itu Rena sedang menyibukkan diri dengan komputer jinjingnya. Lalu merekapun izin untuk duduk satu meja dan bergabung dengan Rena.
Karena Yoga dan teman-temannya pandai bergaul, mereka bisa dengan mudah berkenalan dengan Rena yang pendiam, mereka juga mencairkan suasana yang sepi jadi ramai dan hangat. Dari situlah awal mula mereka berkenalan dan menjadi sahabat hingga sekarang.
--
"Kalian lama banget sih, aku udah nungguin juga." Kata Rena dengan wajah memelas.
"Makanya, bilang sama suami kamu tuh, jangan ditinggalin keluar kota mulu, kasian kan istrinya gak ada yang nemenin." Celetuk Lina.
"Hati-hati direbut laki-laki lain, punya istri cantik ditinggal-tinggal mulu hehehe." Potong Nancy.
"Memang hari gini, masih ada laki-laki yang mau sama perempuan yang sudah menikah?" Tanya Rena dengan lugunya.
Diantara mereka yang sudah menikah hanya Rena. Namun Rena lah yang paling lugu dan pendiam, selain wajahnya yang cantik terlihat sempurna dengan tinggi badan yang semampai.
"Kalo perempuannya cantik kaya kamu sih, banyak yang mau Ren, termasuk dia tuh." Sahut Santi sambil memonyongkan bibirnya meledek Yoga.
Namun yang diledek pura-pura tidak mendengar, tapi mencuri pandang sambil tersipu malu kearah Rena.
Rena membelalak mendengar omongan Santi, dengan pipi merah meronanya terlihat malu.
Hanya Rena yang sifatnya pendiam dibandingkan dengan mereka.
"Memangnya kalian ngga ada yang over time , atau mendadak ada mata kuliah tambahan?" Tanya Rena.
"Ngga Ren, kebetulan kita udah kelar semua kok." Jawab Yoga dengan manis.
"Cieee ... Yoga, sama Rena aja lembut jawabnya, kalo sama kita nggak ada lembut-lembutnya." Ledek Marlina ke Yoga.
"Bukannya kamu yang datengnya kecepetan Ren? Kan kita janjian seperti biasa jam segini, ya gak sih?" Tanya Yoga kepada temannya yang lain, tanpa mengindahkan ucapan Marlina yang meledeknya.
"Kamu juga udah pesan minuman, sama kentang goreng, bukannya kamu kalau pesan makanan selalu nunggu kita dateng Ren?" Tanya Nancy.
"Iya Ren, memangnya kamu punya teman selain kita? kamu kan jarang mau ngobrol sama orang baru." Santi menimpali perkataan Nancy.
"Oh, itu tadi ada anak kecil bawa-bawa koran. Aku minta temenin sambil nunggu kalian. Untung ada dia, aku jadi ga bete." Jawab Rena bersemangat.
"Bener anak kecil? Bukan laki-laki dewasa Ren? Takutnya kalau suami kamu lihat salah paham dia, cemburu gimana, tau sendiri istrinya cantik gini hehehe." Tanya Yoga penasaran sambil meledek Rena.
"Woy, istri orang tuh, masih aja digombalin." Potong Nancy sambil meledek.
"Iya beneran anak kecil kok, dia liatin aku aja dari luar cafe, sambil megang koran, makanya aku ajak masuk, sekalian pesenin minuman sama cemilan buat dia." Kata Rena menjelaskan.
"Oh, tapi sayang ngga diminum. Tuh masih utuh, kentang gorengnya juga." Kata Santi.
"Memangnya hari gini masih ada yang jual koran keliling?"
"Ngga jualan koran, tapi dia bawa-bawa koran ngga banyak sih, dia juga sepertinya buru-buru pergi tadi, katanya takut dicariin kakaknya." Sahut Rena.