"Hallo Mbak Rena yah ..." Sapa seorang wanita paruh baya, sambil melambaikan tangannya dengan lembut dan tersenyum ke arah Rena.
Rena pun membalas dengan senyumnya, sambil mengeryitkan dahinya. Mengingat-ingat apa ia pernah kenal dengan wanita yang ada dihadapannya saat ini.
Rena menghentikan bolpoin yang dimainkan diantara ibu jari dan telunjuknya.
"Maaf, Tante siapa yah?" Tanya Rena kepada seorang yang lebih pantas jika ia memanggilnya dengan sebutan Tante.
Seorang wanita yang masih terlihat cantik dengan kulit wajah yang terlihat masih kencang, diusianya yang mungkin sudah menginjak kepala empat, dengan rambut warna pirangnya seperti yang sengaja ia cat untuk menutupi sebagian ubannya yang menyembul beberapa helai diantara poni rambutnya.
"Kamu pasti sedang menunggu anak kecil yang kemarin kan? Siapa namanya?" Alih-alih menjawab pertanyaan Rena, wanita itu malah bertanya balik.
"Kok Tante tahu? Reihan namanya." Sahut Rena, sedikit terkejut karena ternyata Tante Annah, pernah melihat Reihan menemaninya.
"Hari ini Tante saja yang temani kamu, ok Ren? biar lebih akrab, boleh kan Tante panggil nama kamu saja?" Sahut wanita itu lagi ditengah kebingungan Rena. Rena pun hanya mengangguk tersenyum.
"Teman-teman kamu mana? biasanya kalian selalu nongkrong di cafe ini."
"Oh iya Tante lupa, mereka sedang bekerja dan ada yang masih kuliah juga kan?"
Wanita itu terus berbicara, tanpa memperhatikan wajah Rena yang terlihat bingung.
"Sudah jangan banyak bengong Ren, untung kamu cantik, jadi semakin lucu wajah kamu hehehe." Ucapnya meledek Rena.
"Tante Annah. Kamu bisa anggap saya seperti Tante kamu sendiri. Kamu bisa dengan bebas cerita tentang apapun itu ke Tante. Dan sudah pasti aman. Ok?" katanya memperkenalkan diri, sambil mengedipkan sebelah matanya.
"Maaf, bukannya Tante lancang Ren. Setiap kali kamu dan teman-teman nongkrong dicafe ini, Tante selalu liatin kamu dari jauh loh. Sudah berapa lama kalian berteman?" Tanya Tante Annah.
"kurang lebih 3 tahun yang lalu, Tan." Jawab Rena, menjawab dengan jujur pertanyaan Tante Annah seperti terhipnotis.
"Lumayan lama pertemanan kalian, atau mungkin kalian malah sudah seperti sahabat?" Tanya Tante Annah yang dibalas anggukan Rena.
"Apa sahabat kamu tahu kalau pernikahan kamu tidak bahagia? apa sahabat kamu tahu kalau suami kamu sering marah-marah? dan apa sahabat kamu tahu juga kalau kamu seringkali mendapatkan kekerasan dari suami kamu, Ren?" Tanya Tante Annah, yang memberondongnya dengan pertanyaan seperti sedang menghakimi.
Rena hanya menggelengkan kepalanya dengan pelan.