Rena tersadar dari pingsannya. Dia membuka kedua matanya perlahan, yang ternyata sudah berada didalam ruang perawatan sebuah rumah sakit. Kepalanya terasa pusing, ketika ia mencoba untuk mengingat kembali kejadian semalam.
Dalam ruangan juga ada Budeh Sita yang tertidur disofa kulit berwarna hitam yang biasa digunakan oleh keluarga pasien.
Ketika Rena menggerakkan tubuhnya. Sudah terpasang infuset yang menusuk pembuluh darah vena ditangannya sebelah kiri.
"Ren, kamu sudah bangun?" Yoga yang terjaga dari tidurnya, karena suara pegas ranjang tempat Rena berbaring.
"Kamu disini Ga? Mas Feri dimana?" Rena sedikit terkejut, baru sadar kalau ada Yoga yang menjaganya, sambil menanyakan keberadaan suaminya.
"Suami kamu ada di ruang unit stroke, Ren."
"Kata dokter, dia mengalami stroke iskemik. Sekarang sedang dalam penanganan Dokter." Lanjut Yoga.
Rena menarik napas panjang dan mengembuskannya pelan, sambil mengingat kejadian semalam.
"Bisa tolong antar aku keruangan Mas Feri dirawat Ga?"
"Nanti saja Ren, kata dokter, kamu harus banyak istirahat, jangan banyak bergerak dulu."
"Tunggu cairan infus kamu habis, nanti setelah diganti dengan yang baru, kamu boleh bebas bergerak, itupun kalau kamu sudah bisa berdiri sendiri."
"Lagipula ada ibu mertua kamu yang jagain Feri, dia baru tiba semalam dari Malang. Dia juga minta tolong ke Budeh Sita dan Aku untuk jagain kamu."
Rena menarik napas lega mendengarnya.
"Sukurlah kalau ada mamah, kamu nggak kerja Ga?"
"Kebetulan dari kemarin aku mengambil cuti tahunan dan ada yang mau aku urus juga. Oh ya, Teman-teman yang lain nanti sore akan menjenguk kesini, Ren."
Tiba-tiba, Budeh Sita terbangun, mungkin dia mendengar obrolan Rena dan Yoga. Tubuhnya terlihat lelah setelah menjaga Rena semalaman di rumah sakit.
"Ren, kamu sudah siuman. Sukurlah ..." Katanya dengan mata berkaca-kaca bangun dari sofa.
"Ren, kamu kenapa? Kalian bertengkar?" Tanya Budeh.
Tapi dengan cepat Rena Mengedipkan mata kanannya yang dibalas dengan anggukan pelan Budeh Sita.
"Budeh, Rena minta tolong jangan kasih tahu Ibu yah, kalau Rena sekarang dirumah sakit. Rena nggak mau Ibu khawatir." Pinta Rena sedikit memelas.
"Kamu itu dari dulu tidak pernah berubah Ren."
"Dia kan Ibu kandung kamu, sudah seharusnya menjaga kamu, walaupun kamu sudah dewasa. Anak tetaplah anak untuk semua orangtua." Kata Budeh Sita dengan nada sedikit kesal.
"Budeh tidak keberatan sama sekali kalau harus menjaga kamu. Kamu itu anak baik, hanya nasib kamu saja yang kurang baik Ren. Seumur hidup pun Budeh ikhlas merawat kamu. Kamu sudah Budeh anggap seperti anak Budeh sendiri." Lanjut Budeh Sita dengan mata berkaca-kaca.
"Yang penting sekarang Rena udah ngga papa kan Budeh?" Kata Rena sambil tersenyum manja. Budeh Sita memeluk erat tubuh Rena.