Yoga dan teman-temannya bertemu dicafe tempat biasa mereka hang out, namun kali ini tanpa Rena.
"Ga, gimana keadaan, Feri, suaminya Rena. Minggu kemarin kamu jadi besuk kerumahnya kan?" Tanya Santi mengawali perbincangan mereka.
"Ya gitu, sepertinya masih belum ada kemajuan. Belum bisa bicara juga." Jawab Yoga.
"Kasihan Rena merawat dan menjaga suaminya sendirian, sampai dia ikutan sakit." Lanjutnya.
"Bukannya sudah ada Sava?yang bantuin jaga suaminya." Ucap Santi.
"Kok kamu tahu Sava, San?" Tanya Yoga.
"Rena cerita waktu terakhir kita ketemu. Masa kamu sahabat yang paling deket nggak tahu."
"Maksudku, memangnya kamu pernah lihat Sava langsung seperti apa?"
"Ngga sih, tapi kan besok paginya mereka sudah janjian didepan cafe ini, mau kerumah Rena dan langsung kerja."
"Tunggu, janjian didepan cafe?" Nancy menyela obrolan Santi dan Yoga.
"Besok paginya setelah kita ketemuan dicafe kan?" Lanjutnya. Yang dibalas anggukan kepala Santi dan Yoga.
"Kebetulan pagi itu aku sedang jalan melewati depan cafe, memang aku lihat Rena, tapi dia sendirian, ngga ada siapa-siapa lagi."
"Tapi setelah aku tegur, dia bilang sedang bersama Sava, dan mau pulang kerumahnya, katanya buru-buru mau ajak Sava kerumahnya untuk kerja."
"Tapi aku yakin kok, dia sendirian aja nggak sama siapa-siapa. Tadinya aku kira dia sedang telepon, karena aku lihat ada headset ditelinganya, tapi waktu aku tegur dia langsung jawab, berarti headsetnya mati kan? Atau gimana ya? Ga ngerti aku." Lanjut Nancy kebingungan.
"Waktu kemarin aku kerumahnya. Teh Inah juga nanya sama aku. Kenal ngga sama yang namanya Sava. Aku jawab dong, bukannya Sava yang kerja dirumah Rena buat merawat Feri. Tapi teh Inah bilang, waktu pertama kali Feri pulang dari rumah sakitpun, ngga pernah ada orang lain yang merawat Feri selain Rena." Ucap Yoga.
"Sampai sumpah segala Teh Inah, karena aku hampir nggak percaya sama ucapannya." lanjutnya.
Tiba-tiba datang seorang pelayan cafe yang mengantar pesanan mereka. Dan menanyakan Rena.
"Mbak Renanya tumben udah lama nggak keliatan mas? Lagi sibuk nulis yah."
"Loh kok kamu tahu dia nulis darimana?" Tanya Yoga.
"Iya mas, mbak Rena suka ngetik dilaptopnya, sambil sibuk telponan ngomong sama seseorang kayanya, soalnya saya liat ada headset ditelinganya. Tapi mungkin kalau orang nggak lihat ada headset ditelinganya, disangkanya mbak Rena sedang bicara sendirian." Jawab pelayan cafe sedikit menjelaskan.
"Oh iya mas, maaf saya mau nanya, Rena sering nulis disini sendirian? Maksudnya pas lagi nggak nongkrong sama kami." Tanya Yoga penasaran.
"Iya mas, selalu sendirian. Tapi kadang dia suka pesan soft drink 2 sama kentang goreng. Mungkin dia haus ya mas sampe pesan minuman 2 hehehe."
"Tunggu mas, beneran masnya ngga pernah lihat Rena sama anak laki-laki kecil di sini?" Tanya Yoga penasaran.
"Ngga pernah mas, berani sumpah dah saya."
"Tapi kalau Rena sama seorang Tante, masnya pernah lihat dong?" Tanya Yoga dengan nada suara sedikit penekanan, karena menginginkan anggukkan pelayan cafe sebagai jawabanya.
Tapi lagi-lagi pelayan itu menggelengkan kepalanya lagi dengan wajah yang kebingungan dan pamit pergi.
"Nggak pernah lihat juga mas, maaf ya mas, saya permisi dulu."
Mereka berempat seakan tidak percaya dengan apa yang sudah dikatakan oleh pelayan cafe.
Tiba-tiba Marlina mengeryitkan dahinya, seperti memikirkan sesuatu.
"Oh ya gaes, aku lupa dari kemarin mau bilang. Budeh aku yang punya warung didekat rumah Rena juga pernah cerita. Suka lihat Rena duduk diteras sambil ngomong sendirian, nggak kelihatan ada orang disampingnya."
"Budeh aku juga bilang, kasihan teman kamu. Masih muda, cantik, baik, tapi nasibnya kurang beruntung. Punya suami suka marah-marah. Takutnya, maaf ya, stress, karena sering diomelin suaminya, jadi suka bengong dan ngomong sendirian." Lanjutnya.
"Apa mungkin Rena seperti itu? Kelihatannya dia normal-normal saja kok. Buktinya kalau ngobrol sama kita ngga ada masalah kan?" Kata Nancy.
"Tunggu dulu, berarti, tetangga Rena sudah pada tahu, kalau Feri suka marah-marah?" Tanya Yoga.
"Udah pasti Ga. Kita semua tahu sendiri tabiatnya Feri seperti apa. Cuma mungkin selama ini tetangga diem aja, dan pura-pura nggak tahu, karena nggak mau ikut campur urusan rumah tangga orang lain." Jawab Marlina.
"Kalian tahu kan teman kantor aku, Rizka? Dia itu mantan kekasih Feri, suaminya Rena. Aku sih, ngga terlalu dekat banget sama Rizka. Tapi ada gosip dia balikan sama mantannya yang bernama Feri, which is suami Rena kan? Fix, gila banget sih Feri, kalo emang bener. Feri udah selingkuh dibelakang Rena." Ucap Santi dengan nada kesal.
"Kurang Rena apa coba? Dia itu sudah cantik, baik, setia, nurut sama suami, ngga neko-neko, masih aja diselingkuhin, dimaki-maki, KDRT, kan stress suaminya." Lanjutnya.
"Budehnya pernah cerita. Katanya, kasihan Rena dari kecil selalu menderita. Tapi nggak ngejelasin maksudnya apa." Ucap Yoga.