Mereka adalah Aku

Sunarti
Chapter #15

Nasihat Budeh Sita

Pagi itu Rena sedang duduk diteras ditemani oleh Budeh Sita, yang sudah beberapa hari ini menginap dirumahnya.

"Obatnya sudah diminum Ren?" Tanya Budeh Sita.

"Sudah Budeh."

"Bagaimana sakit kepala kamu, masih suka kambuh?" Tanya Budeh lagi.

"Masih Budeh."

"Oh iya Ren, kemarin Dokter Brata, yang menangani kamu waktu dirawat kemarin, menyarankan ke Budeh agar kamu melakukan pemeriksaan medis kejiwaan yang nantinya akan ditangani langsung oleh beliau."

"Rena ngga papa kok Budeh, hanya kecapean saja, sampai asam lambung Rena kambuh, karena telat makan. Udah itu aja."

"Ngga ada salahnya Ren, biar kamu ngga pusing lagi."

"Budeh, itu pemeriksaan kejiwaan. Memangnya Rena sakit jiwa? Rena kan hanya kecapean dan telat makan saja Budeh."

"Tapi kenapa kemarin Dokter Brata menyarankan ya Ren? Budeh ngga ngerti."

"Sama Budeh, Rena juga nggak ngerti maksud Dokter Brata. Sekarang yang penting Rena merasa sudah merasa enakan. Rena hanya perlu istirahat yang cukup. Kan sudah ada Teteh Inah yang bantu Rena menjaga mas Feri."

"Oh iya Ren, Teh Inah nanya ke Budeh, memangnya kemarin pernah ada seorang gadis yang bekerja dirumah merawat Feri?" Tanya Budeh.

"Iya Budeh, namanya Sava."

"Sekarang Sava ngga masuk kerja?" Tanya Budeh lagi.

"Rena juga ngga tahu Budeh, setelah Rena sakit, Rena belum bertemu dengan Sava lagi. Mungkin dia sedang sibuk, jagain adik laki-lakinya."

"Kamu yakin Ren, tentang Sava? Masalahnya Teh Inah bilang ke Budeh, kalau ia nggakk pernah lihat gadis yang bernama Sava. Kamu nggak papa kan Ren?" Tanya Budeh lagi dengan khawatir.

"Budeh lebih percaya sama Teh Inah dibanding Rena?" Tanya Rena dengan nada yang sedikit tinggi.

"Sudah Budeh jangan bahas Sava lagi, Rena pusing." Lanjutnya, Budeh Sita hanya terdiam.

"Oh iya Ren, ngomongin adik laki-laki. Budeh jadi inget, bukannya dulu kamu punya adik laki-laki dari ibu sambung kamu?"

Tanya Budeh Sita yang tidak berani membahas Sava lagi dengan Rena. Dia mengalihkan dengan pertanyaan lainnya yang membuatnya penasaran juga.

Rena diam sejenak, seperti memikirkan sesuatu, tapi setelahnya dia terlihat bingung.

Dan malah bertanya balik. "Emang iya Budeh?"

"Kamu ngga ingat sama sekali Ren? Dulu Ayah kamu telepon Budeh, waktu Budeh tinggal dikampung, pas dulu mendiang suami Budeh sakit keras. Jadi Budeh ngga bisa ke tempat kamu buat nengokin adik kamu lahir." Kata Budeh menjelaskan.

"Karena kendala jauhnya tempat tinggal dan komunikasi yang susah dikampung Budeh, ditambah ayah kamu sibuk kerja dan Budeh sibuk ngurus mendiang suami Budeh, jadi kami tidak sempat berkirim berkabar lagi." Lanjutnya.

Lihat selengkapnya