Rena terbangun ditengah malam, kepalanya terasa pening. Terlihat Budeh Sita yang masih tertidur pulas disampingnya. Mereka tidur dikamar tamu.
Dia mengambil air mineral dalam kemasan botol plastik yang berada diatas nakas, dan mengambil beberapa butir obat yang diberikan dokter lalu meminumnya.
Ketika dia hendak membaringkan tubuhnya lagi, terdengar suara erangan Feri dari kamar tidur utama.
Teh Inah yang sudah beberapa hari ini menginap dirumah Rena, tidur dikamar ART (asisten rumah tangga) yang berada dilantai atas.
Rena pun beranjak menuju ke kamar tidur utama, tempat Feri berbaring.
Terlihat Feri terbangun, dengan kedua matanya yang hanya bisa berkedip seperti biasa, entah dia menginginkan apa, tapi wajahnya seperti sangat gelisah.
Selain minum obat yang diberikan oleh dokter. Feri juga sedang menjalani terapi trombolitik yang umum digunakan untuk menangani pasien stroke iskemik. Terapi ini biasanya berlangsung selama 48 jam untuk memecahkan darah yang menggumpal.
Walaupun Feri sudah rutin minum obat dan menjalani terapi. Tubuhnya masih belum juga menunjukkan tanda-tanda kesembuhan.
"Mas, kamu kenapa?" Tanya Rena.
Seperti biasa Feri tidak merespon, hanya mengerang-erang seperti hendak berbicara tapi tidak jelas.
"Loh, ada kamu Sava?" Tanya Rena, sambil mengucek kedua matanya seakan tidak percaya dengan yang dilihatnya.
Renapun tidak mengindahkan Feri, dan menegur Sava.
Namun, mata Feri terbelalak melihat Rena yang menyapa Sava. Lagi-lagi Feri menunjukan reaksi yang tidak biasa seperti ingin berontak namun tidak ada tenaga.
Rena melihat Sava sedang duduk dikursi, yang letaknya persis disebelah Feri berbaring. Sava mengangguk sambil tersenyum ke arah Rena.
"Kamu pasti datang semalam ya? setelah aku tidur." Teh Inah atau Budeh Siti yang membukakan pintu? Tanya Rena lagi, yang hanya dibalas dengan senyuman lagi.
Tidak lama dia melihat ada Reihan yang disusul oleh Rina masuk kedalam kamar juga.
"Loh ada kalian juga, mau nemenin kak Sava kerja yah? Tapi kan sudah malam, kalian kan masih kecil, harusnya kalian sudah tidur." Lanjutnya.
Namun baik Reihan maupun Rina hanya memandangi wajah Rena dengan khawatir.
"Aku sehat kok, kalian tidak usah khawatir, ada Budeh dan Teh Inah yang nemenin aku dirumah, mereka juga bantu jagain mas Feri."
"Kamu nggak usah takut mas, tuh banyak yang bantu aku jagain kamu, ada Sava dan adiknya yang bernama Reihan, Rina juga. Aku mau tidur lagi ya mas, aku juga lelah banget."
Namun terlihat Feri sangat gelisah dan ketakutan kali ini seakan ingin meronta-ronta. Rena sangat bingung, dia ingin membangunkan Budeh atau teh Inah, tapi takut mengganggu tidur mereka.
"Mas kamu kenapa? Jawab dong mas." Tanya Rena dengan kesal melihat kelakuan Feri yang tidak biasa.