Merenda Cinta Di Atas Duka

Rainzanov
Chapter #2

Anti Rasa

"Bagaimana seseorang bisa percaya dengan cinta? Jika seorang Ayah sendiri tak memberi kesempatan bagi anak perempuan untuk merasakan cinta darinya?"

Rainzanov ~ 12 November 2020

2014

Sebuah sinar mengendap melalui celah-celah jendela di sebuah ruangan berukuran 5 x 5 meter. Alat-alat medis berjejeran di sebuah meja panjang berwarna putih. Terdapat dua sosok manusia yang siap dengan handscoon masing-masing.

"Semua siap Dok," kata seorang perawat yang mengenakan alat pelindung diri lengkap.

"Baik, kita mulai sekarang," Dokter itu menginteruksi.

Di balik ruangan, terdapat seorang lelaki yang berdiri sembari menggigit jarinya. Cemas. Dua hal yang berputar di kepalanya sekarang adalah perihal bayinya dan istrinya. Beberapa kali ia melirik jam tangan yang melingkar di tangan kanannya. Tak jarang ia juga mengeluh mengapa waktu bergerak lambat. Kesal. Beberapa orang melihat ke arahnya sembari berbisik satu sama lain. Seolah kebingungan mengapa pria itu bertingkah aneh. Beberapa yang lain memberi senyuman, lantas kembali terfokus pada tujuan masing-masing.

Setelah menunggu terlalu lama. Waktu yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba. Dokter berkata bahwa anak dan istrinya selamat. Pria itu kegirangan bak seorang anak yang mendapat hadiah dari seorang ibu. Dua orang perawat membawa sang ibu kembali ke ruangan pasca operasi sesar dilakukan. Sang ibu tersenyum, sedangkan sang suami sibuk menggendong bayinya. Seorang bayi perempuan mungil dengan kedua mata sipit dan hidung mancung.

"Suamiku," panggil sang istri lembut.

"Ada apa Sayang?" Tanya sang suami tersenyum.

"Apa kau sudah memikirkan nama anak kita?"

"Tentu saja Sayang," kata sang suami.

"Siapa namanya?" Sang istri merasa penasaran.

"Daynar Rahmadina Abidnantasari," kata sang suami.

"Dia akan menjadi gadis mungil ayah yang paling cantik," ucapnya semangat.

Setelah Daynar lahir, ada sebuah kehangatan baru yang dirasakan oleh keluarga itu. Namun, layaknya sebuah pelangi yang sebelumnya dihadang oleh kedatangan badai. Begitu pula kehidupan Daynar berjalan. Semua kasih sayang dari kedua orang tuanya berubah. Seiring dengan berjalannya waktu, Daynar tumbuh menjadi gadis remaja. Dan di saat itulah, keharmonisan keluarganya mendapat ujian. Kala itu, saat dia berumur 12 tahun. Ayah Daynar berada di salah satu kejadian yang membuatnya terpuruk. Hal ini bermula ketika Abid berada di kediaman orang tuanya yang merupakan kakek dan nenek dari Daynar.

Di sana, seluruh keluarga berkumpul kecuali Daynar. Awalnya, semua berkumpul seperti biasa. Hingga pada satu waktu ketika ruang tamu sepi, salah satu cucu dari Kakek dan Daynar bernama Aldo mendekati Abid. Dengan nada lirih, dia berbisik di telinga Abid.

"Om, maaf sebelumnya ya om."

Lihat selengkapnya