Dan benar saja itu artinya mereka sudah ada di Pandai sikek ini entah sejak kapan. Satu yang pasti hari ini dia dan Qaira sudah ada di sini. Caption nya sangat menyentuh dan tak terasa air mata ku jatuh. “Qaira anak ku, peluk erat ayah sekarang, besok adalah kali ke dua ayah harus mengikhlaskan dua perempuan yang ayah sayangi, pertama ibu mu yang telah Allah panggil lebih dulu. Dan yang kedua perempuan yang menjadi sumber kebahagiaan dan senyuman di wajah mu. semoga ayah saja tanpa nya dapat membuat senyum itu kembali hadir di hari- hari mu nak”. Entah apa yang aku rasakan malam ini.
Air mata ku basah di pipi tak dapat ku bendung sedikit pun. Yang dapat membuat ku tidak terlalu khawatir dan rasas bersalah ini sedikit terobati karena Qaira sudah sangat dekat dengan pengasuh nya, dan semoga saja pengasuh nya Qaira dapat menemani Qaira lama dan menyayangi nya dengan tulus, setidak nya sampai Qaira mengerti bahwa Qaira kecil harus segera mandiri tanpa ibu karena ia memiliki ayah dan nenek yang begitu sangat menyayangi nya. meskipun kasih sayang ibu tak dapat di gantikan oleh mereka, tetapi ruang kosong itu telah terisi.
Semoga saja, Qaira dapat menemukan ibu yang benar – benar dapat menyayangi nya seperti anak sendiri. aku berdoa dalam hajat solat malam ku ini. semoga Allah memberikan kebahagiaan kepada Qaira dan keluarganya. Begitupun aku dan Hanif, semoga pernikahan ini membawa kebaikan untuk kami semua. Tak terasa jam sudah menunjukan pukul 4 pagi di Pandai Sikek, itu artinya sebentar lagi subuh dan aku belum dapat tidur bahkan sepicing pun. Bagaimana ini..? ya Allah semoga semua nya baik – baik saja, aku tidak terkantuk – kantuk saat akad dan resepsi nanti. Ku tunaikan kewajiban ku untuk sholat subuh terlebih dahulu.
Make up artis yang sudah di persiapkan merias ku pagi ini sudah datang dengan beberapa koper perlengkapan. Banyak sekali batinku. Maklum saja, aku bukan tipe perempuan yang senang berdandan, bisa di hitung aku menggunakan pulasan seperti eye shadow atau blush on di wajah ini, seingat ku pada waktu wisuda dan acara pernikahan salah satu teman kuliah ku dulu karena aku di tunjuk sebagai bridesmaid nya, mungkin jika hanya sebagai tamu, alamat make up itu tidak akan menyentuh wajah ini. Aku permisi untuk menunaikan sholat terlebih dahulu dan mandi, mereka dengan senang hati menunggu ku di dalam bilik kamar yang sudah di setting sedemikian rupa agar perlatan make up mereka dengan segala pencahayaan nya muat di kamar ku yang kecil mungil itu.
Ya Allah, tinggal sebentar dan selangkah lagi aku akan bergelar istri, menantu, dan ipar. Gelar yang tidak mudah untuk di lakoni dengan segala tanggung jawab nya. ku pandangi cermin yang ada di kamar ku, rasa nya pangling aku sampai tidak mengenali wajah ku sendiri, beberapa bekas jerawat di wajah ku hilang di dempul make up hari ini. bulu mata ku yang tidak terlalu lentik kini berganti dengan bulu mata yang sangat tebal dan rasanya untuk membuka mata pun berat. Cantik sekali rasa nya hari ini, seperti puteri – puteri dalam serial tv. Satu yang aku tidak lakukan adalah mencukur alis ku, tetapi tekhnologi sungguh membuat perubahan termasuk dalam hal tata rias, ternyata ada plester khusus yang membuat alis mata ku tetap aman tanpa perlu di cukur, maklum alis ku hitam lebat seperti semut berbaris, sungguh PR untuk mereka yang harus membuat alis ini proporsional. Tetapi yaaa, mereka tim rias pengantin ku hari ini berhasil.
Tanpa harus di cukur alis yang hitam berantakan ini bisa jadi rapi kiri kanan. Ibu mendatangi ku ke kamar yang sudah selesai berdandan. 3 jam lebih rasanya duduk di kursi rias ini. salut kepada pekerja seni yang selalu menggunakan make up dalam keseharian mereka karena butuh effort yang tinggi untuk dapat rileks dan menikmati di rias lebih kurang 3 jam. Untuk sehari ini saja rasanya wajah ku keram lantas bagaimana mereka yang menggunakan nya hampir di setiap harinya. Tapi biar bagaimanapun hidup itu pillihan, aku lebih memilih untuk tidak memakai riasan kemana – mana karena lebih kepada kepraktisan dan rasanya aku lebih percaya diri tanpa make up, tetapi bukan berarti perempuan yang selalu menggunakan riasan saat keluar rumah adalah orang – orang yang tidak percaya diri dengan wajah polos mereka, kembali lagi kepada pilihan masing – masing.