G A# G G A# G
Damian memainkan akor gitar dari lagu STRONG, milik Miyavi—yang berkolaborasi dengan rapper KREVA—dengan gitar Taylor T5-C1 di tangannya. Dia memainkan gitar tersebut, dalam sebuah gudang di rumah, yang kini disulap menjadi sebuah studio musik mini.
Studio ini, dibangun oleh Mas Damar bersama teman-teman satu band-nya yang bernama Ta & The Comma. Sebuah band akustik, yang beranggotakan 5 orang, dan Mas Damar adalah salah satu gitaris, di band ini. Ta & The Comma sendiri, sekarang biasa melakukan pertunjukan akustik, di sebuah kafe bernama Kalcer Koffie.
Miyavi ....
Musisi dari Jepang ini, memang digemari oleh Damian. Sampai usianya sekarang yang berada di angka 15, berarti Damian sudah 5 tahun, menjadi penggemar dari musisi ini. Dan alasan Damian bisa menjadi penggemar Miyavi, semua berawal, saat keluarga Damian merayakan ulang tahun Damian, yang ke-10.
Walaupun sampai saat ini, dia belum bisa membeli barang resmi dari Miyavi untuk dikoleksi, tapi Damian pun selalu bersyukur, bisa menjadi salah satu dari penggemar Miyavi.
Bisa dibilang, Damian saat ini, hanya punya satu cd album Miyavi, yang berjudul The Others. Itu pun, hadiah dari Mas Damar, karena Damian bisa masuk ke SMA Djaya Bhakti.
Sambil masih memetik gitar di tangan, Damian mencoba mengingat-ingat lagi, sebuah kado ulang tahun dari Mas Damar di perayaan ulang tahunnya. Sebuah kado, yang menjadi benda paling berharga dalam hidup Damian.
***
Damian berjalan sendirian, pulang ke rumah. Seragam putih merah yang dia pakai, terlihat cukup lusuh, karena kegiatan Damian seharian ini. Rasa lapar dan lelah, membuat Damian ini buru-buru sampai ke rumah.
Tidak ada yang spesial di hari ini. Hanya terik matahari, yang menemani tiap langkah kecil Damian.
Sebenarnya, hari ini adalah hari ulang tahun Damian yang kesepuluh. Namun, apa yang mau diharapkan oleh Damian. Sudah jelas, hari ini hanya akan berjalan seperti hari-hari biasa. Tidak akan ada, perayaan ulang tahun untuk Damian.
Sama seperti ulang tahun Damian, sebelum-sebelumnya.
Dia bisa dibilang, iri dengan teman-teman sekelasnya, yang bisa merayakan ulang tahun. Bahkan ada, yang sampai mentraktir satu kelas di restoran mewah, hanya untuk merayakan hari ulang tahun.
Selain itu, teman-teman Damian tersebut, juga mendapatkan kado ulang tahun. Setidaknya, bagi Damian, dia bisa mendapatkan kado ulang tahun. Walaupun ulang tahun Damian, tidak dirayakan.
Keluarga Damian, bukan keluarga yang kekurangan. Untuk membuat sebuah acara ulang tahun kecil-kecilan untuk Damian, seharusnya mereka bisa. Namun, entah kenapa, mereka memilih untuk tidak merayakan ulang tahun Damian.
"Le ...."
Terdengar suara yang Damian kenal, diiringi suara dari knalpot motor yang menggerung-gerung. Damian pun menghentikan langkahnya, kemudian membalikkan badan ke belakang.
Itu Mas Damar ....
Agak unik, kenapa Damian memanggil Mas Damar, dengan panggilan Mas. Mas Damar itu, adalah adik laki-laki dari ibu Damian. Seharusnya, Damian memanggil dengan sebutan Om. Namun, karena orang-orang di sekitar Damian terbiasa memanggil dengan panggilan Mas Damar, membuat Damian pun berakhir memanggil dengan sebutan yang sama.
Bahkan, gara-gara terbiasa mendengar Mas Damian memanggil Pak Bagyo dan Bu Inar dengan panggilan Bapak dan Ibu, Damian pun jadi terbiasa memanggil dengan sebutan itu. Walaupun sebenarnya, Pak Bagyo dan Bu Inar, adalah kakek dan nenek Damian
"Malah ndomblong ...," tegur Mas Damar tanpa mematikan mesin motor. "Ayo ..., melu Mas lunga."
Damian tentu bertanya-tanya, hendak diajak ke mana oleh Mas Damar. Tidak biasanya, Mas Damar mengajak Damian pergi seperti ini, dan pakaian yang dikenakan Mas Damar, cukup rapi.
Atau bisa dibilang, kemeja motif gingham-yang bagi Damian mirip lap meja-dan celana bahan warna hitam yang dipakai Mas Damar, adalah pakaian yang biasa dia pakai, jika bertemu klien di pekerjaannya sebagai seorang pemrogram lepas. Ketambahan, tas ransel besar berisi laptop kesayangan Mas Damar, menempel di punggung.
"Ning endi, Mas?" tanya Damian yang penasaran. Apalagi, Damian bisa melihat dengan jelas, helm kesayangannya yang terdapat sebuah stiker logo Batman, tergantung di motor Honda Win 100 milik Mas Damar tersebut.