Meskipun ini Hari-Hari yang Terasa Hampa

RoomOfCreation
Chapter #11

TRACK #009

Damian berjalan dengan congkak, menuju arah gerbang SMA Djaya Bhakti. Rasanya, seperti selesai mengadakan konser tunggal, saat seluruh ruangan memberikan tepuk tangan ke Damian.

Sayang, tadi tidak ada yang merekam kemampuan Damian, membuat tim lawan dalam debat musik menyerah. Kalau saja ada, dia bisa memamerkan rekaman tersebut ke Bu Inar dan Mas Damar. Bagi Damian, ini adalah prestasi besar, yang harus mendapatkan pujian dari mereka berdua.

Ah, lupa ....

Ada satu orang lagi, yang bisa Damian pamerkan, soal kemampuan dia tadi.

Mbak Al ....

Ya, orang yang baru saja dia kenal pagi. Orang yang jadi sahabat ibu Damian. Orang yang bisa Damian tanyai, apakah dulu ibunya juga jago dalam debat musik.

Namun, Damian hanya bisa menghela napas, sambil menerima kenyataan. Kok, bisa-bisanya, tidak ada yang mau merekam kemampuan Damian, dalam menyampaikan trivia di film La La Land?

Sudahlah ....

Ucap Damian dalam hati, sambil mendengus kesal. Sia-sia saja berharap, ada keajaiban tiba-tiba dia dapat kiriman video saat debat musik tadi. Jelas itu mustahil, karena semua ponsel terkumpul jadi satu, agar tidak mengganggu jalannya debat.

"Dam ..., tunggu!"

Damian menghentikan langkahnya, kemudian menghela napas. Itu suara menyebalkan, dari seorang murid perempuan, yang entah kenapa, dari sekian banyak murid perempuan di sekolah ini yang Damian kenal, hanya dia yang paling akrab dengan Damian.

Itu adalah Ririn ....

Damian masih bertanya-tanya, kenapa dia bisa akrab dengan cewek aneh, sok tahu, yang kawat giginya—menurut Damian—mirip rel kereta api di stasiun Lempuyangan.

Kalau Damian pikir-pikir, Ririn sebenarnya manis. Kalau mau, Ririn bisa sepopuler Mbak Sisil, kakak kelas mereka, yang bisa dibilang, punya banyak penggemar di sekolah. Namun, ada hal yang membuat Ririn, dicap aneh oleh banyak orang, dan membuat orang memilih untuk menjauh.

Gadis berkulit sawo matang ini, jika tertawa, selalu mengeluarkan bunyi-bunyi aneh, seperti suara babi.

"Paan ...?" ucap Damian sambil mendengus. Karena tidak hanya Ririn di situ. Ada Bimo juga, yang berdiri di samping Ririn. Orang yang tak kalah aneh jika dibandingkan dengan Ririn.

"Nek ..., mau minjem duit, gak ada," lanjut Damian. "Apa kalian ..., mau minta tanda tanganku? Secara tadi ..., aku yang bikin tim kita menang debat."

"Sombongnya ..., cuman bisa bikin menang sekali aja, udah sesombong ini," balas Ririn dengan nada ketus sambil berjalan mendekat. "Lupa apa..., kalau hari ini udah janjian sama kita berdua?"

Bimo yang sedang menikmati es cekek, mengangguk. Memperkuat perkataan Ririn, yang mengatakan Damian lupa akan sesuatu.

Hal ini tentu saja, langsung membuat Damian menepuk jidat. Karena memang, hari ini ada rencana dia bersama Ririn dan Bimo, untuk pergi ke suatu tempat.

Drama motor Mas Damar tadi pagi, kedatangan Mbak Al, hingga dia yang mampu membuat timnya tadi menang debat musik, membuat Damian ingin segera pulang. Pulang lalu menceritakan ke Bu Inar, tentang keberhasilan dia menjadi bintang hari ini.

"Sori ...," ucap Damian, "Lupa beneran aku, kalau hari ini kita mau ke tempat Mas Cemplon."

Ya, memang hari ini Damian sudah membuat janji dengan Ririn dan Bimo, setelah ekskul Klub Diskusi Musik. Mereka bertiga, akan pergi ke sebuah toko kaset dan cd musik, milik—yang kata kakak-kakak kelas di Klub Diskusi Musik—Mas Cemplon.

Hey! PLON! nama tokonya. Berdiri di jalan Mataram, sekitar empat menit ke arah barat dari jalan Malioboro. Damian sendiri, sudah sering ke toko ini, bahkan sebelum sekolah di SMA Djaya Bhakti. Gara-gara, Mas Damar sering mengajak dia ke sana. Bahkan Damian, sudah sangat akrab dengan Mas Cemplon.

Damian, Ririn, dan Bimo, hari ini hendak ke tempat Mas Cemplon, berawal dari seminggu yang lalu, setelah kakak-kakak kelas bercerita bahwa, biasanya ada agenda seluruh anggota Klub Diskusi Musik dari sekolah menuju ke Hey! PLON! bersama-sama, naik Trans Jogja.

Sebenarnya sudah ada jadwal kapan ekskul Klub Diskusi Musik akan ke sana. Namun, Ririn merasa tidak sabar melakukan hal ini. Terlebih lagi, dia sama sekali belum pernah ke Hey! PLON! maupun naik Trans Jogja.

Lihat selengkapnya