Meskipun ini Hari-Hari yang Terasa Hampa

RoomOfCreation
Chapter #12

TRACK #010

F C G F G# C

Akor dari lagu Torture milik Miyavi, dimainkan oleh Damian dengan Taylor T5 miliknya. Dia memainkan gitar tersebut, dalam studio mini di rumah, dan ada Mbak Al yang menonton aksi Damian tersebut. Mbak Al, bisa dibilang dari semenjak mengantar Damian dan teman-temannya ke tempat Mas Cemplon, sampai sekarang selalu ada di dekat Damian.

Mas Damar ...?

Kata Mbak Al, dia sibuk memperbaiki Windy. Hingga akhirnya, Mbak Al yang menawarkan diri untuk menjemput Damian pulang tadi siang. Dan sampai sekarang, Mas Damar sama sekali belum pulang. Jadi di dalam rumah, kini hanya ada Damian, Mbak Al, dan Bu Inar.

Mbak Al sendiri, sekarang ada di rumah, karena permintaan Bu Inar, agar malam ini menginap.

Sedangkan Mas Damar, dari melihat Stratocaster-nya tidak ada di dalam studio. Mas Damar berarti, bisa jadi sedang ada di Kalcer Koffie. Sebuah kafe, yang berada di sekitaran daerah Jalan Kaliurang KM 5. Karena di Sabtu malam, Mas Damar bersama Ta & The Comma biasa melakukan pertunjukan akustik di sana.

Kini waktu menunjukan sekitar pukul 7 malam. Di jam-jam ini,memang kebiasaan Damian bermain gitar, mengikuti musik dari lagu-lagu Miyavi. Dan salah satu lagu Miyavi yang Damian suka mainkan—selain memang lagu favorit Damian—memang lagu Torture ini. Dengan lagu ini, dia bisa mengasah salah satu teknik yang menjadi ciri khas Miyavi dalam bermain gitar.

Slapping, begitu nama teknik ini.

Salah satu teknik bermain bas atau gitar, yang menghasilkan suara perkusi, tajam, dan ritmis dengan cara slap—memukul— dan pop—menarik—senar. Teknik ini sering digunakan dalam genre funkrockfusion, dan jazz.

Damian juga tahu, kebanyakan yang memakai slapping adalah para pemain bas.

Contoh saja, seperti Flea dari Red Hot Chili Peppers, Davide Biale yang terkenal dengan nama Youtube-nya Davie504, Jason Newsted dari Metallica, dan tentu saja pionir dari teknik ini, Larry Graham. Hal inilah, yang membuat Damian menyukai cara bermain gitar dari Miyavi. Teknik slapping digunakan di gitar, akan menghasilkan sebuah kombinasi unik, dan tidak akan ditemukan, jika memainkan teknik ini dengan bas.

"Eh ..., kamu kidal, ya, Dam?" ucap Mbak Al menyadari sesuatu, saat melihat Damian bermain gitar.

Damian berhenti bermain gitar, dan melihat ke arah Mbak Al yang dari tadi memperhatikannya. Damian menunduk melihat posisi gitar yang dia mainkan tersebut.

Ya, dia memang memakai Taylor T5 secara terbalik. Mungkin akan banyak yang risih, melihat cara Damian bermain gitar. Di mana, bagian yang seharusnya di atas, malah berada di bawah. Karena gitar yang Damian punya ini, bukan dibuat untuk mereka yang kidal seperti Damian. Hanya mengubah susunan senar yang dipasang, di mana senar E (tinggi) dipasang di bagian atas, diikuti dengan senar, B, G, D, A, dan yang paling bawah senar E(rendah). Selain itu, ada sedikit modifikasi di beberapa bagian, hingga pemasangan tali gitar, agar bisa digunakan oleh Damian.

Damian sendiri, awalnya tidak menyadari kalau dirinya kidal.

Dulu, dia hanya merasa cukup kesusahan dalam hal menulis, ataupun melakukan banyak hal dengan tangan kanan. Orang-orang di rumah mengira, ada masalah dengan tangan kanan Damian. Bahkan, saat Damian kelas empat, dia hampir saja tinggal kelas karena masalah ini. Hingga akhirnya pada suatu hari, saat Damian kelas lima, ada Mas Erick—gitaris Ta & The Comma selain Mas Damar—menyadari suatu hal.

Damian itu seperti dirinya yang kidal.

Saat itu, Mas Erick sedang berada di rumah. Waktu itu juga, Mas Damar belum menyulap gudang menjadi sebuah studio mini, sehingga Mas Damar dan Mas Erick, hanya bermain gitar dalam kamar Mas Damar, menggunakan gitar akustik mereka masing-masing.

Damian cukup akrab dengan Mas Erick, yang memang sudah sering datang ke rumah, karena dia adalah teman SMA Mas Damar. Melihat ada Mas Erick, Damian berharap bisa belajar gitar dari dia. Karena Mas Damar, hanya marah-marah terus, saat mengajari Damian.

Mas Erick yang mendengarkan keluh-kesah Damian, melihat ada sesuatu di Damian, yang seperti dirinya. Apalagi dari cerita Damian, Mas Erick merasa kalau masalah Damian itu seperti masalah yang sering dialami orang kidal.

Mas Erick iseng menyuruh Damian untuk menulis nama dia di kertas, menggunakan tangan kiri. Alhasil, walaupun tulisan tangan Damian tetap saja jelek, tapi setidaknya, Damian bisa menulis lebih rapi.

Hal ini juga membuat Mas Damar, Pak Bagyo, dan Bu Inar tahu suatu hal. Mereka bertiga selalu mengira, tangan kanan Damian yang bermasalah. Karena saat usia 5 tahun, tangan kanan Damian pernah patah. Padahal masalah Damian, bisa dibilang cukup sederhana. Tidak ada yang tahu, kalau Damian sebenarnya kidal.

Dan terima kasih juga ke Mas Erick, yang selain menemukan masalah Damian ini, dia juga yang membantu Damian memodifikasi Taylor T5-C1 miliknya ini.

"Ya ..., gitulah, Mbak," ucap Damian, setelah menceritakan bagaimana dirinya yang kidal.

"Saya ...."

"Pake 'aku' aja gak papa, Dam," potong Mbak Al.

"Eh ..., iya, Mbak," balas Damian. "Aku emang kidal, tapi sebenernya, gara-gara dulu 'dipaksa' make tangan kanan ..., aku jadi bisa nulis pake dua tangan."

"Sebentar Mbak ...."

Damian beranjak dari tempat duduknya, berdiri kw arah sebuah lemari dekat tembok. Dia mengambil selembar kertas, dan dua buah bolpoin. Damian lalu meletakan kertas dan bolpoin tersebut, di atas meja yang berada di depan Mbak Al.

Damian menuliskan sesuatu di kertas tersebut, dengan kedua tangannya. Kemudian selesai menulis, dia menunjukan ke Mbak Al, apa yang baru saja dia tulis.

Lihat selengkapnya