Meskipun ini Hari-Hari yang Terasa Hampa

RoomOfCreation
Chapter #18

TRACK #015

“Al …,” ucap Sarah sambil menyeruput es jeruk di hadapannya.

Udara sore ini memang cukup panas, bahkan AC dalam kamar Al yang sudah diset ke suhu terendah, masih saja tidak membantu. Untungnya, es jeruk buatan Mbok’e—pembantu di rumah Al—cukup membantu meredakan dahaga.

Walaupun kata Al sendiri, rasanya masih kalah dengan buatan Bu Bar, yang berjualan di kantin sekolah.

“Al…?” Mata Sarah masih tertuju ke PR matematika saat memanggil Al. Namun, orang yang dia panggil sama sekali tidak menyahut.

Sarah menghela napas panjang. Dia mengalihkan pandangan ke arah tempat tidur Al. Kata Al, dia akan mengerjakan PR miliknya, sambil tengkurap di atas kasur. Kata Al lagi, dia lebih senang mengerjakan PR seperti itu.

Sarah pun berpikir, kalau Al tidak menjawab, karena terlalu serius menghitung rumus-rumus. Namun, yang Sarah liat berbeda sekali dengan yang dia pikirkan.

Al tertidur ….

“Astaga ….”

Sarah menggelengkan kepala, melihat kelakuan Al.

Pantas saja, tidak ada sama sekali, komentar atau keluhan dari Al, tentang PR dari Bu Ida ini. Sangat tidak biasanya, yang membuat dia malu sendiri.

Ekspektasi dia ke Al, sepertinya terlalu tinggi sore ini.

Semua karena Al, yang memaksa Sarah, untuk sore ini mengerjakan PR dari Bu Ida, bersama-sama. Al juga berkata, kalau dia akan mencoba berpikir sendiri, cara menyelesaikan soalnya.

Walaupun, pasti tetap ada beberapa bagian, yang Al akan meminta tolong Sarah, bagaimana cara mengerjakan soal tersebut.

Wah, tumben banget, nih ….

Itu yang sempat ada di pikiran Sarah, saat Al mengatakan ide tersebut. Sangat tidak biasa, bagi seorang Al. Karena Al itu, selalu saja mengerjakan PR Bu Ida ini, di pagi hari sebelum jam masuk sekolah, dengan cara menyontek PR yang dikerjakan Sarah.

Kemajuan pesat, bukan?

Namun, melihat Al yang sekarang tidur pulas, membuat Sarah kesal. Bisa-bisanya, dia lupa dengan kebiasaan Al, yang pasti lebih memilih tidur, daripada mengerjakan PR.

Toh, menurut Al, daripada pusing memikirkan cara mengerjakan PR itu sendiri, cukup nyontek saja.

Sarah berdiri, berkacak pinggang, lalu menghela napas panjang. Temannya satu ini, memang cukup ajaib.

Tidak bisa dibilang bodoh, melihat daya ingat Al yang sangat kuat, dan hasil tes IQ dia yang cukup tinggi.

Kemampuan menghafal Al, jauh lebih baik sebenarnya, dibandingkan dengan Sarah. Akan tetapi, itu hanya berlaku untuk hal-hal di luar pelajaran sekolah. Bahkan, kebanyakan ke arah hal-hal tidak penting. Walaupun kadang, jadi sebuah solusi cemerlang.

Contoh saja, TTS di koran harian di perpustakaan sekolah. Yang selalu berhasil mengisi semua kotak jawaban, adalah Al.

Kata dia, pertanyaan dalam soal TTS tersebut, kebanyakan, sudah pernah membacanya di ensiklopedia, yang ada di perpustakaan pribadi di rumah. Atau pernah membaca di internet.

Di lain waktu, saat jalur listrik di ruangan Klub Diskusi Musik mengalami korsleting. Al bisa memberikan saran yang mumpuni, agar jalur listrik tersebut, kembali normal.

Kata Al, dia tahu hal tersebut, karena dulu saat masih SD dan rumahnya sedang diperbaiki, Dia sering memperhatikan tukang yang sedang bekerja.

Dia tidak bertanya, hanya memperhatikan hal-hal kecil, yang dilakukan tukang tersebut. Dan dari cara dia memperhatikan, membuat Al bisa memberikan solusi dari masalah kelistrikan di ruangan Klub Diskusi Musik.

Lalu ada lagi.

Al mampu mengingat, hal-hal detail dalam sebuah novel yang dia baca, atau film yang sedang dia tonton.

Seperti, saat Sarah dan Al menonton sebuah film thriller Indonesia, berjudul Kundalini. Sebuah film, tentang pembunuhan seorang guru spiritual, yang dikenal tidak pernah mempunyai musuh selama hidupnya.

Al bisa menebak pelakunya siapa, padahal film setengah jalan saja, belum ada.

Bahkan, membuat Sarah tidak bisa menikmati film ini dengan tenang, karena di beberapa adegan, Al malah tertawa-tawa. Kata dia, ada beberapa hal tidak masuk akal, dan terasa dipaksakan, agar menjadi sebuah plot.

Belum lagi, film ini terlalu banyak blooper yang sangat konyol, menurut dia.

Contoh saja, ada adegan di mana seorang saksi dari pembunuhan ini, ditemukan tewas tersetrum dalam kamar mandi. Saksi ini saat ditemukan, memakai kaos kaki yang basah.

Al tertawa, karena kaos kaki yang dipakai oleh saksi tersebut.

Lihat selengkapnya