Di sebuah restoran mewah yang terletak di pusat kota, Danisa menikmati makan malamnya dengan penuh gaya. Restoran tersebut memiliki suasana yang elegan, dengan lampu kristal menggantung indah di langit-langit, dan musik klasik yang lembut mengalun di udara. Danisa dengan gaun merah anggurnya terlihat mempesona dan make up yang sempurna, sukses menjadi pusat perhatian orang di sekitar.
Danisa memiliki kecantikan yang tegas, menawan dengan kepribadiannya yang berkelas. Tanpa perlu menunjukkan sisi kekayaan secara berlebihan, dia mampu menarik perhatian semua orang dengan sikapnya yang anggun dan percaya diri.
Malam itu, Danisa sedang menunggu Agas untuk makan malam bersama.
Ketika Agas tiba, laki-laki itu langsung menghampirinya memberikan kecupan singkat di pipi kekasihnya, “Maaf sayang kamu jadi menunggu lama.”
“Tidak masalah. Aku tetap senang kok, akhirnya kamu datang,” jawab Danisa dengan senyuman lembutnya, “Mau pesan langsung makanannya? Aku tahu makanan paling enak disini.”
Agas mengangguk. Sambil menunggu makanan datang mereka mengobrol satu sama lain. Tak lama hidangan pilihan Danisa disajikan, Perempuan itu tak pernah gagal dengan pilihannya.
Mereka berbicara santai dan menikmati hidangan yang disajikan. Danisa menceritakan kegiatan yang dilakukannya akhir-akhir ini dan beberapa agenda kedepannya. Agas mendengar dengan perhatian penuh, terkadang dia ikut berbicara tentang pekerjaan dan proyek yang sedang dikerjakan.
Danisa adalah tipe yang mudah dalam bergaul. Dia memiliki kemampuan untuk membuat orang nyaman di sekitarnya. Seperti sekarang, Agas merasakan jika dirinya mendapat teman diskusi yang tepat.
Akan tetapi, dibalik itu semua, banyak hal yang disembunyikan Danisa. Ada masa lalu yang rumit dan sering kali menjadi bayangan dalam hidupnya.
Saat mereka sedang sibuk makan, tiba-tiba Agas memulai obrolan dengan menyinggung tentang reuni kemarin, “Tentang reuni kemarin, bagaimana perasaanmu?” tanyanya. Danisa menghentikan kegiatan makannya, dan menoleh ke arah Agas. Alisnya terangkat seolah menanyakan penjelasan tentang pertanyaan Agas.
Agas menyadarinya, “Kulihat kamu kemarin tidak seperti biasanya. Kamu lebih banyak diam di acara reuni kemarin.”
“Mungkin karena kemarin adalah reuni pertama kita setelah 10 tahun? Aku tidak tahu, mungkin karena aku kesana sebagai pacarmu dan bukan pacar Satria.” Jelas Danisa lalu tersenyum dengan pandangan mata penuh makna untuk Agas.