Hari itu, kampus Hania dipenuhi dengan manusia yang sibuk mempersiapkan acara tahunan. Acara yang sudah dinanti-nanti oleh banyak mahasiswa. Festival Kampus.
Berbagai stan, pertunjukan, dan aktivitas festival memang dibuat untuk mahasiswa bersenang-senang menikmati suasana kampus yang berbeda dari biasanya. Festival tahunan ini diadakan guna untuk menunjang kreavitas para mahasiswa.
Hania memutuskan untuk mengunjungi acara tersebut, berharap bisa sedikit bersenang-senang dan mengalihkan pikirannya tentang kuliah.
Tanpa persiapan yang Istimewa, Hania hadir dengan pakaian casual yang nyaman, tetapi tetap rapi. Dress merah muda dan Sepatu sneakers menjadi outfit yang dipilihnya. Hania juga menyimpan tas kuliahnya di loker mahasiswa dan menggantinya dengan tas kecil yang hanya muat barang penting seperti ponsel dan dompet.
Pagi hari setelah sarapan, Hania berpamitan kepada bibinya, dia memberitahukan jika akan melewatkan makan malam di rumah karena akan pulang terlambat. Bu Rini mengijinkan Hania dan berharap keponakannya itu bersenang-senang.
Saat tiba di kampus, Hania merasa terpesona dengan dekorasi dan keramaian yang ada di sekitar kampusnya. Suasana festival yang sangat meriah dengan berbagai stan yang menawarkan makanan, permainan, dan masih banyak stan menarik lainnya. hania memutuskan untuk mulai berkunjung ke stan makanan mencoba beberapa cemilan manis disana.
Dia berjalan-jalan ke stan lainnya, sambil menikmati suasana ceria dan berinteraksi dengan teman-teman Hania yang juga hadir di festival. Hania merasa senang dengan hadirnya teman-teman dan suasana ini membuatnya melupakan banyak hal.
Namun, kegembiraan itu sirna ketika dia melintasi area permainan, dia tiba-tiba melihat seseorang yang membuat hatinya berdegub kencang. Di tengah kerumunan, dia melihat Agas, yang tampaknya sedang berpartisipasi dalam satu acara. Agas tampak berdiri di depan salah satu stan yang menawarkan sebuah permainan dan tampak sedang bercakap dengan beberapa orang.
Hania merasa gugup dan tidak tahu harus berbuat apa. Dia mencoba untuk menjaga jarak dan hanya mengamati Agas dari jauh. Rasa cemas tiba-tiba hinggap di hatinya, kegembiraan dan gugup bersatu. Dia tak ingin menganggu Agas, tetapi juga tidak bisa mengabaikan kehadiran pria itu.
Beberapa teman malah mengajak Hania untuk melanjutkan berjalan, sayangnya mereka malah memilih untuk mendekat ke arah stan yang mana Agas berada. Saat semua teman Hania mengerumuni stan Agas. Hania memilih untuk berhenti di stan makanan yang berada di sebelah stan Agas. Berharap laki-laki itu tidak mengenalinya, Hania mencoba mengalihkan pandangan dengan memilih cemilan dan memperhatikan acara di sekelilingnya kecuali ke arah Agas.
Tiba-tiba, Hania merasakan sentuhan lembut di bahunya. Dia menoleh dna melihat Agas sudah berdiri di sampingnya, tersenyum dengan ramah. “Hania? Kamu disini?”
Hania merasa gugup dan debar hatinya sukar dikontrol, “Oh, hai Agas. Hmm, iya. Aku disini, kamu kenapa ada disini?”