Metamorfosa

Mizan Publishing
Chapter #3

Kata Pengantar Jamil Azzaini

Saya yakin Anda jarang atau bahkan belum pernah bertemu dengan sopir “angkot” alias angkutan kota yang mendengarkan radio SmartFM, sebuah radio yang sarat inspirasi dan motivasi. Namun, ada sopir angkot langka yang bernama Rahman Patiwi dari Makassar melakukan hal itu. Sembari mencari nafkah (narik angkot), ia mendengarkan para pembicara nasional berbagi inspirasi di radio itu. Dari sinilah awal perjumpaan beliau dengan saya. Setelah mendengarkan saya berbagi inspirasi di radio milik Bapak Fachry itu, orang yang begitu saya hormati, ia berburu buku yang saya tulis berjudul Kubik Leadership ke toko buku yang ada di Kota Makassar. Ternyata, harga yang tertera di sampul buku sama persis dengan rupiah yang ada di dompetnya. Lelaki ini pun nekat membeli buku Kubik Leadership dan rela pulang dari toko buku ini berjalan kaki 8 kilometer ke rumahnya karena tidak ada ongkos untuk pulang.

Tak puas hanya membaca buku Kubik Leadership, ia pun membuka website saya. Setelah membaca berbagai artikel, matanya tertuju pada iklan yang menawarkan Training for Trainer. Sopir angkot ini langsung menelepon panitia untuk mendaftar training itu. Keinginannya menjadi trainer begitu menggelora. Namun, mendekati hari H, uang yang ia kumpulkan tak cukup untuk membayar biaya kepesertaan. Ia hampir putus asa, dan ketika mendengar permasalahannya, saya katakan kepadanya, “Jangan pernah impianmu kandas hanya karena tak punya uang, berangkat kau ke Bogor untuk ikut Training for Trainer.”

Akhirnya, dengan menggunakan kapal laut, ia berangkat dari Makassar menuju Tanjung Priok untuk mengikuti Training for Trainer yang saya adakan di Puncak, Bogor. Karena saya melihat bakat terpendam dan juga keinginan yang begitu menggelora, usai acara training di Puncak, ia saya minta untuk tidak langsung pulang ke Makassar. Ia saya gembleng secara intensif, baik di rumah maupun saya sertakan di acara-acara training di Kubik Training & Consultancy.

Ketika bekal sudah cukup, saya izinkan ia pulang dengan satu pesan, “Sesulit apa pun kehidupanmu, jangan pernah kembali menjadi sopir angkot lagi. Mulailah menapaki karier sebagai trainer. Ingatlah pepatah yang saya peroleh dari Makassar, ‘Pelaut yang ulung tak akan lahir di laut yang tenang.’ Orang-orang hebat tak akan lahir dari orang yang tidak pernah mendapat cobaan dan ujian.”

Lihat selengkapnya