Alana baru terbangun, matanya sembab habis menangis semalaman, ia sempat berharap kalau semua yang dialaminya hanyalah mimpi buruk, tapi kenyataan semua itu harus dihadapinya.
"Semua gara-gara kamu." Dia menjabak rambutnya. Dia sudah tidak merasa sedih dan kecewa yang tersisa hanya rasa marah dan benci.
Alana mengambil gunting dari meja belajarnya dan dengan gegabah memotong rambutnya yang tebal sampai dibawah telinga. Baru setelah dia memotong rambutnya di kedua sisi, ibunya masuk.
"ALANA! Nak! Kamu ngapain?!" Ibu Alana langsung mengambil gunting dari tangan anaknya, dia sudah membayangkan hal paling mengerikan yang mungkin terjadi dari ucapan Alana tahun lalu.
"Alana gak mau lagi sekolah."
"Loh kenapa Al? Kemaren diem banget katanya sakit, hari ini.. kamu nangis?"
"Sebenernya.." Alana lalu menceritakan semua kejadian yang dia alami.