Metamorfosa

Siska Amelia
Chapter #1

Bagian 1 | Ini Aku

KATA orang, masa remaja adalah masa yang galau, labil ataupun alay. Apalagi saat kita memasuki usia yang ketujuh belas tahun. Diskriminasi, persahabatan, harapan, mimpi dan hal yang lainnya, mungkin itulah kebanyakan yang akan dialami para remaja diusia tersebut. Dan satu hal lagi, point terpenting dalam masa remaja yaitu percintaan. Ya, apalagi kalau bukan, cerita cinta yang mungkin dapat menimbulkan banyak kenangan yang akan menjadi suatu bagian manis dalam kehidupan  Aku pernah mendengar bahwa tanpa kisah tersebut sama saja bagaikan jagung rebus tanpa garam. Terlalu hiperbola memang, seolah-olah dalam kehidupan ini hanyalah cinta yang terpenting, padahal pada sebenarnya tidak. Ada beberapa hal yang sangat penting untuk mempertahakan sebuah kehidupan, yaitu harapan dan juga keinginan. Tanpa adanya kedua hal tersebut seseorang tidak akan lagi mampu bertahan hidup lama. Sebab, tanpa keinginan sesorang tidak akan mampu untuk melakukan sesuatu.

Huft, aku menghela napas panjang, amat panjang. Berbicara mengenai cinta diusiaku ini, memang bukanlah hal yang tabu. Percintaan diusia remaja itu hal alami yang setiap orang akan mengalami fase tersebut. Hanya saja, aku bosan membicarakan cinta dikala kehidupan yang bisa dibilang amat panjang ini. Segala sesuatu selalu dikaitkan dengan cinta, apapun yang berawal dengan kata cinta akan mendapatkan ending yang terbaik. Namun tidak bagi aku, aku menempatkan cinta pada posisi terakhir, tentu cinta yang aku bicarakan ini adalah tentang cinta sepasang kekasih yang ditakdirkan untuk bersama ataupun berpisah. Banyak diluar sana para remaja yang sedang berebut untuk mencari cinta, sedang disini aku masih setia menunggu cinta itu menghampiriku.

Ini hanyalah sebuah metamorfosa, sebuah perubahan atau pembaharuan mengenai cerita perjalanan hidupku, tentang cinta akan sebuah persahabatan, tentang cinta akan perjuangan hidup dan bukan cinta yang sering kalian bayang-bayangkan. Hanya cerita cinta menuju kedewasaan

***

Aku menghembuskan nafas dengan kasar, bosan. Satu kata itulah yang sedang newakilkan perasaanku, sampai-sampai karena terlalu bosan, tak memiliki kegiatan apapun maka ku ulangi kembali kegiatan yang tak bermutu itu berkali-kali, kemudian meratapi nasibku yang sepertinya- kurang baik. Sebenarnya bukan juga kurang baik, hanya saja ini adalah bagian dari sebuah pilhan, pilihan yang ku ambil untuk kebaikan hidupku sendiri. Berharap, agar nantinya aku tidak akan menyesal dikemudian hari, karena terlalu menikmati duniawi, karena terlalu menyia-nyiakan waktu dengan hal yang tak bermanfaat. Mengingat bahwa kita hidup didunia hanya sekali. Note, sekali! Dan dari banyaknya opsi yang lain, aku memilih jalan ini. Jalan kesendirian, tanpa pernah mau berurusan dengan cinta apalagi pacaran. Tunggu dulu, jangan berfikiran yang aneh-aneh. Jangan biarkan pikiranmu berkenala jauh, hingga kemudian menemukan suatu titik yang jikalau dibayangkan akan membuatku bergidik ngeri. Jangan sampai!

Stop dan hentika pikiranmu yang sedang bertraveling

Lihat selengkapnya