Metamorfosis²

Jia Aviena
Chapter #7

Takut

Makan tanpa teman hanya seorang diri, memilih roti untuk mengisi perut yang kosong ini. Aku pikir hanya dengan bersikap ramah, aku akan mendapatkan banyak teman ternyata tidak juga. Aku harus memulai pembicaraan dengan topik yang diminati dan aku tidak melakukannya. Jadi setiap meminta berkenalan setelah itu tidak ada kesan berarti. Ada pula orang-orang yang sulit didekati, mereka biasanya memasang wajah masam untuk menghindari interaksi lebih dari orang yang baru dikenalinya dan sangat ceria jika bersama orang-orang terdekatnya. 

Pada akhirnya setelah sebulan lebih berkuliah, belum juga aku mendapat teman dekat yang lebih dari sekadar teman tugas. Berteman hanya sebatas tugas dan membahas tugas tanpa ada pertanyaan pribadi. Aku menjadi kesepian, dibalik kesepianku ini aku jadi menyadari betapa berharganya Kenya yang dulu selalu bersamaku dan membantuku dikala apapun itu. Padahal dulu aku sering kesal akan keberadaan Kenya yang terlalu banyak bicara. 

Kenya diterima di kampus yang ada diluar kota. Pertemanan aku dengannya tetap berjalin jarak jauh dan masih sering berkomunikasi secara online. Aku tahu ini masih awal, bisa saja kesibukan kami nantinya akan terjadi kerenggangan pada pertemanan jarak jauh ini.

Aku pernah dengar sebuah ujaran, semakin dewasa semakin sedikit teman-teman yang berada di sekitar kita. Orang dewasa mudah sekali kesepian, saat masih anak-anak hal sederhana saja sangat berarti seperti bermain, mendapat uang jajan dan membeli jajanan. Tapi, ketika dewasa semua sudah tidak ada artinya bagi mereka. 

Dulu aku sangat ingin menjadi dewasa, sekarang belum apa-apa aku menjadi takut untuk tumbuh. Rasa kesepian ini membuatku terus memikirkan banyak hal yang membuatku takut. Apakah aku sedang mengalami gangguan mental berupa krisis identitas? Sudahlah berhenti memikirkan yang tidak-tidak.

Tepukan di pundakku yang tidak asing, aku menoleh dan benar saja, pujaan hatiku terpampang jelas di pupil mata ini. Ada apa lagi kali ini. Setiap tanggal 5 kak Allan muncul didekatku. Pria dingin ini telah banyak berubah atau aku saja yang baru mengenalnya lebih dekat.

“Gimana kuliahnya?” Tanyanya.

Pertanyaan ini adalah pertanyaan yang biasanya ditanyakan orang tua kepada anaknya. Kak Allan benar-benar kaku dalam berinteraksi, sangat mencerminkan diriku pula. Dalam hati ingin menjawab dengan candaan, yang keluar malah berbeda.

“Lancar, Kak.”

Seterusnya kami hanya mengobrol dengan pertanyaan-pertanyaan formal dan bahasa yang baku penuh dengan sopan santun. Inilah jika introvert dan introvert yang baru kenal berteman.

< >

Kenapa kalian masuk jurusan Ilmu Sejarah? Apa gunanya belajar sejarah, faktanya masa lalu tidak bisa di ubah. Sejarah adalah penyebab perang yang terus berkelanjutan di beberapa negara, yang bisa jadi akan membesar dan negara kita akan mendapatkan dampaknya. Mengetahui fakta-fakta di masa lalu akan membuat manusia terluka. Marilah kita melupakan masa lalu dan membuka lembaran baru. Itulah yang aku pikirkan dulu sebelum mengenal sejarah.

Lihat selengkapnya