Suatu hari ayah membawa seorang wanita kerumah kami, ayah memperkenalkannya sebagai seorang teman. Tapi tentunya kami tidak percaya bahwa itu sekedar teman, karena sebelumnya ayah tidak pernah membawa teman wanita kerumah kami.
Aku dan kakak curiga bahwa wanita yang dibawa ayah adalah wanita yang sedang dekat dengan ayah, dalam artian calon 'ibu sambung' kami.
Terima tidak terima, siap tidak siap, kapanpun kami harus siap menerima wajah baru dikeluarga kami. Karena sekarang ayah berstatus duda, dan bagaimanapun ayah butuh sosok pendamping hidup untuk merawatnya.
Kami sebagai anak bisa mengurus ayah, tapi tetap saja figur anak dan pendamping itu berbeda. Karena kami semua perempuan, ketika kami menikah pasti kami akan tinggal bersama suami. Tak ingin kelak ayah menua sendirian, jadi kami memutuskan untuk berbesar hati menerima orang lain menjadi istri ayah.