MetaMorphoo

Zaeni Dwi Octa Pitaloka
Chapter #6

Short but means a lot

Hari ini hari kelulusan kakakku dari SMA dan juga kenaikan kelasku ke SMA, yang artinya dalam hitungan hari kakakku harus siap pindah tinggal bersama ibuku. Dengan begitu aku, adik dan ayah akan berpisah dengan kakak. Tapi tentu saja kami tetap bisa saling berkunjung.

Hari perpindahan tiba, kakakku sudah bersiap mengemasi barangnya dan berpamitan dengan kakek, nenek serta para tetangga. Aku, Ayah dan Adik mengantarnya ke Surabaya karena kakakku akan bekerja di kantor yang sama dengan ibuku. Ia memutuskan untuk tidak melanjutkan pendidikan dan ingin langsung bekerja.

Setelah kejadian kemarin Ayah lebih memilih bersikap normal, bahkan ayah jadi lebih mencurahkan perhatiannya pada kami. Ayah banyak menghabiskan waktu di Surabaya sambil mengantar kakakku sekalian berwisata ria sebelum kami berpisah nantinya. Tanpa terlihat ada beban ia banyak tertawa lepas. Dan menurut psikologi orang yang tertawa lepas dan keras justru adalah orang yang sedang menyembunyikan kesedihannya. Aku kira mungkin kami adalah satu-satunya kebahagiaan yang ia miliki saat itu.

Sepulang dari Surabaya yang tadinya kami akan langsung pulang ke rumah kami di Bandung, ayah memutuskan untuk melipir dulu ke Ciwidey. Kami mengunjungi beberapa tempat wisata lagi, salah satunya ada kolam air panas dan wisata petik strawberry.

Ayah adalah tipe orang tua yang selalu mengutamakan family time, setiap minggu kami pergi ke time zone, meskipun kami sudah beranjak dewasa hal itu tetap kami lakukan sebagai rutinitas wajib. Karena bagi kami family time itu berharga, dimana kami bisa menciptakan momen-momen langka. Dan itu adalah hal yang menjadikan keluarga lebih hangat. Aahh aku rindu masa-masa disaat keluarga kami masih lengkap bersama.

Lihat selengkapnya