MetaMorphoo

Zaeni Dwi Octa Pitaloka
Chapter #16

Hadiah Allah untukku #1

Hari ini, di Bogor. Perjuangan hidupku baru saja dimulai.

Aku memasukkan lamaran kesana kemari, berharap cepat mendapat panggilan agar cepat bekerja. Dari mulai melamar ke Butik terkemuka sampai ke Restaurant-restaurant. Pikirku dimana saja aku bekerja asal aku mendapat pekerjaan untuk membantu Ayah.

Aku tidak ingin bekerja di Surabaya bersama kakak dan ibuku, karena aku belum siap untuk terlalu jauh apalagi sering pulang pergi karena fisikku yang mudah sakit. Sementara ibu dan kakakku pulang sebulan sekali, akupun tinggal bersama keluarga dari ibukku di Bogor.

2 minggu tinggal di Bogor, akupun mendapat panggilan bekerja disebuah butik fashion muslim terkemuka di Indonesia yang bertempat di Kota Bogor tepatnya dekat istana Bogor. Lalu aku diinterview, dan lolos menjadi staff administrasinya.

Yang awalnya aku sering berkabar pada Ayah dan adikku, intensitas komunikasi kami berkurang bahkan sebulan kami tak berkabar karena pekerjaanku yang super sibuk. Aku selalu mengambil tambahan jam lembur agar mendapatkan uang lebih.

Ayah selalu meneleponku bahkan memintaku untuk video call, aku yang saat itu ketakutan karena tidak ingin ayah tahu aku telah bekerja pun tak mengangkat teleponnya. Hanya pesan yang kubalas singkat setiap malam menjelang tidurku. Mengabarkan bahwa aku baik-baik saja di Bogor.

Hampir sebulan berlalu aku bekerja, aku ingin gaji pertamaku untuk dibelikan hadiah ulang tahun Ayahku yang bertepatan 4 hari setelah hari ulang tahunku. Sambil memberi tahu bahwa aku sudah bekerja, karena aku tidak ingin berbohong terus-terusan pada Ayah. Mungkin ketika Ayah tahu aku baik-baik saja di pekerjaan dan tidak mengalami kesulitan Ayah akan mengizinkanku pada akhirnya.

Tanggal 9 Oktober ayah mengirim pesan padaku,

"Selamat ulang tahun anak Ayah, semoga jadi anak sholehah yang sayang Ayah dan ibu. Selalu jadi kebanggaan orang tua, I love u anak cantik ayah"

Tak terasa air mata menetes deras dari mataku, terharu akan kata-kata manis Ayah yang ketika itu ia kirimkan tepat di pergantian hari.

"Makasih ayah, Meta juga sangattt sayang ayah" balasku di pagi hari sebelum berangkat kerja.

Keesokan harinya dihari libur aku pergi ke Mall untuk membelikan ayah alat pijat dan bekam, agar ketika ayah kelelahan ada yang memijatnya, karena biasanya aku yang memijat ayah ketika lelah. Sekalian jadi hadiah gaji pertamaku untuk Ayah di hari ulang tahunnya tanggal 14 nanti.

Tanggal 11 Oktober, saat bekerja aku mendapat telepon.

Lihat selengkapnya