Mau tak mau aku harus tetap menjalankan hidupku, aku harus kembali bekerja dan melakukan rutinitasku. Ibu dan kakakku memutuskan mengambil cuti untuk menemaniku di Bogor, karena khawatir aku akan drop lagi.
Aku sudah tidak bisa menangis, luka kehilangan itu takkan pernah kering, ia selalu terasa seperti hari kemarin.
Kulihat media social ayahku untuk pertama kalinya, ternyata disana ia selalu memposting foto-foto kami, piagam-piagam yang kami dapat, serta harapan-harapannya untuk anak-anaknya. Ia seolah sudah menumpahkan seluruh rasa cintanya pada kami.