Janganlah marah, itu hanya akan membuatmu lebih terluka lagi. Karena sebenarnya kamu tahu, dengan memarahi orang lain, sebenarnya kamu memarahi dirimu sendiri.
Kamu terlalu malu untuk mengakui, bahwa sebenarnya kamulah yang salah. Kamu yang salah mengambil keputusan. Kamu yang salah memilih pasangan. Kamu yang salah mengambil tindakan.
Amarah hanyalah salah satu usaha terakhir dirimu untuk menyalahkan dirimu melalui orang lain.
_________________________________________
Prayata terbangun dengan pusing yang luar biasa. Semenjak kejadian di dufan, Prayata mudah sekali kelelahan. Dia juga jadi tidak kuat berada di bawah sinar matahari terlalu lama. Pipi dan hidungnya langsung memerah jika terpapar matahari.
Bukan itu saja, Prayata juga jadi sering merasa pegal di persendian. Apakah dia kurang kalsium? Prayata tidak terlalu pusing memikirkanya. Selama dia masih bisa mengatasinya sendiri, dia tidak akan pernah menceritakanya pada ibunya.
Prayata menatap ibunya dengan pandangan menyelidik. Walaupun dia masih anak smp yang berusia 12 tahun. Dia tahu ibu dan kakak perempuanya Arunika menyembunyikan sesuatu.
Ibu dan Arunika lebih sering berbicara berdua sembunyi-sembunyi, seakan dia tidak boleh mengetahuinya. Tadinya Prayata mau menceritakannya pada Yandra, tapi mengingat adiknya masih berumur 8 tahun, Prayata pun menggurungkan niatnya.
*
Ibu Dhira memegang dahi Prayata dengan lembut. "Masih demam ka?" Prayata menggelengkan kepalanya.
"Sariawanya?" Ibu Dhira menyuruh Prayata membuka mulutnya, dilihatnya lingkaran luka bewarna putih pucat ada di pangkal tenggorokan.
"Sedikit lagi sembuh." Ujarnya
"Mau ke dokter?" Tanya Ibu Dhira, yang dijawab dengan gelengan kepala Prayata.
"Ini cuman kecapean sama kebanyakan makan mie bu." Sahut Prayata
Ibu Dhira tersenyum menatap anak keduanya. Dia tahu, Prayata sedang berusaha menjadi anak pria yang kuat.
"Ya udah, sekarang banyak istirahat ya. Besok harus udah sekolah lagi ya." Prayata mengangguk pelan.
Ibu Dhira menutup pintu kamar dan membiarkan Prayata beristirahat. Dia tidak tahu, kalau Prayata sedang memakai jaket dan topi.
*
3 hari yang lalu, tidak sengaja Prayata mendengar percakapan ibu dan kakaknya Arunika. Mereka membahas tentang kota Malang dan juga rencana untuk pindah.
Apakah keluarga mereka akan pindah ke Malang? Tapi kenapa sampai hari ini, dia dan Yandra belum diberitahu juga.
Merasa curiga, Prayata pun memutuskan untuk mengikuti aktifitas ibunya sepanjang hari ini, ya walaupun dengan keadaan badanya yang sedang tidak fit, Prayata memaksakan dirinya untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.
*