METTA

Renata yohana nurak
Chapter #8

Depresi

Marahlah, aku tidak akan melarangmu.

Banyak orang melarangmu marah. Tapi aku tidak akan melarangmu.

Marahlah, mungkin dengan amarahmu, setidaknya rasa negatif di hati dan pikiranmu keluar bebas. Dan engkaupun akan merasa lega.

Marahlah. Karena mungkin dengan amarahmu, kamu membuka pintu kebenaran. Kebenaran tentang dirimu sendiri dan orang disekitarmu.

Kebenaran kadang terungkap dengan sedikit amarah yang menyakitkan perasaan.

____________________________________________

Kanigara menyisir rambutnya yang panjang ke arah belakang. Sedikit taburan bedak di wajahnya,membuat wajah kanigara semakin cerah. Apalagi dengan warna kulitnya yang kuning langsat, Kanigara tidak memerlukan make up yang tebal. Karena ia sudah cantik alami.

Hari ini kanigara mempunyai rencana akan pergi berkemah dengan teman-teman pecinta alam. Acaranya akan berlangsung selama 3 hari 2 malam.

Dari malam ia sudah mempersiapkan segala sesuatunya. Dengan hati-hati, kani mengambil tas ransel yang disembunyikanya di bawah lemari gantung.

Semoga rencananya sekarang berhasil. Kani sudah memperhitungkan segala sesuatunya dengan teliti. Tak ada satupun yang terlewat.

Rencananya kali ini hampir berhasil berkat bantuan ibunya. Jika bukan karena ibu, tidak mungkin kani bisa pergi berkemah.

*

"Kani pergi dulu ya bu." Ibu Dhira tersenyum mengangguk.

"Iya sayang, jaga diri ya. Jangan berbuat yang aneh-aneh." Sahut ibu Dhira, menekan setiap kata dengan tegas.

Kani mengangguk, mengiyakan. Ia mencium kening ibunya dan juga mencium tangan kanannya.

"Makasih bu." Teriaknya senang, sambil menaiki mobil yang sudah menjemputnya.

"Hati-hati kani." Teriak ibu Dhira.

Ibu Dhira menatap mobil yang dinaiki Kani, makin lama makin menjauh. Apakah keputusannya mengizinkan kani berkemah sudah benar? Atau malah akan menimbulkan masalah?

Ibu Dhira termenung. Di satu sisi ibu Dhira merasa ketakutan mengizinkan kani pergi, di satu sisi yang lain, Ibu Dhira merasa kasian, melihat kani tidak pernah bergaul dengan teman sebayanya.

Masa mudanya kebanyakan dihabiskan di rumah, di sekolah dan di tempat les. Setiap kani meminta izin pergi bermain, pasti jawaban yang diberikan hanya satu kata. Tidak.

*

Lihat selengkapnya