Masalah dalam hidupmu, sebenarnya terjadi karena kesalahan dirimu sendiri.
Hentikan menyalahkan Tuhan, keluarga, masyarakat, dan keadaan untuk segala hal yang yang terjadi di hidupmu.
Mulailah bertanggung jawab dengan setiap pilihan dan keputusan yang mempengaruhi baik dan buruknya hidupmu.
Karena kamu sendirilah yang menentukan, apakah hidupmu bermasalah atau hidupmu diberkati.
__________________________________________
Pagi ini, arunika lebih sibuk daripada hari biasanya. Menu makanan yang dibuat untuk makan siang lebih banyak dan bervariasi. Hari ini panti jompo hati bunda akan kedatangan tamu spesial.
Para dokter dan perawat sudah heboh dari hari kemarin. Bagaimana tidak heboh, karena yang akan datang adalah donatur tetap yang tiap bulannya selalu datang ke panti jompo.
Donatur itu namanya, pak Alex. Umurnya sekitar 37 tahun. Masih single, belum menikah, pengusaha kayu yang sukses dan yang terpenting memiliki fisik yang sukses memuaskan penglihatan kaum hawa. Tinggi, ramping, dada bidang, Perpaduan wajah aktor korea dan timur tengah.
*
"Pak alex ganteng banget ya, ga bosen ini mata ngeliatin muka bening kaya gitu."celetuk salah satu perawat.
Para karyawan panti jompo, sekarang berada di aula. Mereka semua wajib berkumpul, saat kedatangan salah satu donatur.
Seperti biasa, Arunika berdiri di sudut paling belakang. Dia tidak seperti karyawan wanita lainnya, yang berebutan berdiri di barisan paling depan.
Bisik-bisik tentang pak Alex kembali terdengar ditelinganya. Pembahasan yang sudah ia sering dengar sebelumnya.
"Apa pak alex itu gay ya? Wong dia cakep, badan bagus, kaya, kok masih belum nikah juga?" Celetuk mba rum, salah satu tukang masak di panti. Arunika hanya diam mendengarkan.
*
Acara makan siang sudah selesai, dilanjutkan dengan acara ramah tamah. Tapi arunika memutuskan untuk tidak mengikuti. Ia malah pergi menuju dapur dan mencuci piring-pring yang berantakan di wastafel.
*
Alex mengedarkan pandanganya. Dilihatnya satu-persatu orang disekelilingnya. Semuanya tersenyum manis kepadanya. Tapi hanya ada satu wanita yang selalu berwajah datar menatapnya. Dan wanita itu berdiri di ujung ruangan. Menatapnya dengan dingin, tanpa ada ekspresi apapun.