Seringnya kita berkata, Tuhanlah yang memberikan kita cobaan, sehingga akhirnya kita berbuat dosa.
Tapi, pernahkah kita merenung?
Pernahkah kita berdiam diri. Benar-benar berdiam diri. Jujur dengan diri kita.
Bahwa kitalah yang menciptakan pencobaan itu.
Keinginan kita. Kenafsuan kita.
Rasa inginlah yang menciptakan pencobaan.
Keinginan yang terlalu berlebihan sehingga melampaui kehendak Nya.
_________________________________________
Yandra mengucek kedua bola matanya dengan jari jempol dan jari telunjuknya. Matanya terasa letih dan pegal. Jam berapa ini? Yandra melihat jam tangan rolexnya.
"Jam 20.05." Lirihnya.
Ruangan disekelilingnya sudah gelap. Hanya ruanganya saja yang terang. Yandra menguap lebar. Bukan hari ini saja, Yandra lembur di tempat kerjanya, tetapi hampir tiap hari, Yandra menghabiskan waktunya untuk bekerja. Yandra jarang sekali pulang on time, dia selalu pulang paling akhir dibandingkan karyawan yang lain.
Jika loyaliyas teman-temanya pada pekerjaan hanya barang setengah jam sampai satu jam. Maka untuk Yandra, sampai ada istilah, loyalitas tanpa batas.
Di umurnya yang sekarang menginjak 30 tahun. Yandra masih belum menikah. Punya pacar saja belum, apalagi menikah. 85% hidup Yandra ada di kantor untuk bekerja, 10% di apartemenya hanya untuk tidur, sarapan dan makan malam, 5% untuk keluarganya, itupun hanya kunjungan singkat di minggu ketiga selama 2 jam.
Yandra baru saja memakai kacamatanya lagi, saat ringtone hpnya berbunyi.