Suara orang yang terjatuh di air terdengar jelas oleh Aaron. Kitabnya yang tertinggal di gereja membawanya untuk menjadi satu-satunya saksi pembunuhan yang dilakukan Almira.
Aaron adalah teman masa kecil Almira dan Indira, dia sangat tahu betapa sayangnya Almira paad kakaknya. Tapi mengapa dia menikam Indira.
Almira kecil sangat mengidolakan kakaknya dan membanggakannya pada Aaron. Aaron merupakan anak tunggal dari keluarga sederhana. Karena alasan pekerjaan Aaron dan keluarganya harus pindah ke luar kota.
Siapa sangka dia bisa bertemu kembali dengan teman masa kecil di kota lamanya. Namun ini merupakan pertemuan terburuk yang pernah ada.
Watak Aaron memanglah pengecut sejak kecil, karena itu Almira tidak pernah menanggapi perasaannya. Aaron yang bingung dan ketakutan segera pergi dari lokasi berdarah itu.
.
.
Kembali di apartemen Almira
Sosok Indira yang masih hidup benar-benar mengejutkannya. Mimpi terburuknya menjadi nyata melampaui logika.
Bagaimana mungkin orang yang sudah mati hidup kembali?
Tapi ada apa dengan warna rambut dan matanya?
Saat ini yang merasuki tubuh Indira adalah jiwa sang dewi Natasha kakak dari Natalie. Tentu saja hal ini langsung disadari Natalie dalam sekejap Natalie sudah berada tepat di belakang Almira, melihat sosok kakaknya dalam tubuh manusia.
“Natalie, kenapa kau ada disini?”
Pertanyaan Natasha dibalas jawaban ketus dari Natalie
“Itu bukan urusanmu. Seharusnya aku yang bertanya apa alasanmu merasuki tubuh manusia?”
Jawaban Natalie seolah pedang yang menusuk Natasha, dia sudah bisa menebak alasan kematian Indira dan keberadaan Natalie di apartemen Almira.
“Boleh aku masuk?” ucap Natasha disertai senyuman hangat pada Almira.
Almira memiringkan badannya memberi jalan, isyarat untuk mengijinkan kakaknya masuk.
Natasha yang melihat keadaan apartemen Almira tahu, bahwa dirinya sedang berpesta pora dengan Natalie atas kematian Indira.
Natasha terus membuat senyuman hangat pada Almira demi menghormati kebijaksanaan Indira.
“Almira sebelumnya perkenalkan aku adalah Natasha dewi penjaga kakakmu,”
“Aku memberinya hidup kedua namun ternyata jiwaku justru terserap seutuhnya ke dalam diri Natasha,”
“Aku juga tahu bahwa kau telah membunuh Indira atas keinginanmu sendiri.”
Almira yang duduk berdampingan dengan Natalie saling tersenyum satu sama lain. Ketakutan atas kebangkitan kakaknya tidak perlu dikhawatirkan. Karena Indira benar-benar sudah mati. Yang ada di depan Almira ini semata-mata hanyalah jasad tanpa jiwa Indira. Tidak ada yang perlu ditakutkan lagi.
“Jadi tidak ada lagi yang perlu kujelaskan. Terima kasih atas hidup keduanya yang singkat kau bisa kembali ke surga sekarang.”
“Aku tidak bisa.”
Perkataan mengejutkan yang terlontar dari Natasha membingungkan Almira dan Natalie.
“Apa maksudnya kak? Bukankah saat manusia yang kita jaga harapannya sudah terwujud di hari berdoa maka kita bisa kembali ke surga,”
“Sekarang harapan Indira sudah terwujud, dan kenapa justru kau yang terjebak dalam tubuh manusia itu.”