Michele : Richest Woman in the World

Razza
Chapter #4

IN THE FALL

Naomi benar-benar mengabaikan Sebastian sejak kejadian itu, hatinya mengatakan untuk menyerah, mereka tak mungkin bersama. Tapi perasaan yang dirasakannya tidaklah begitu, dia sangat mencintai Sebastian Stan melebihi apapun. Emosinya sekarang campur aduk, tak bisa membedakan apapun jika itu berhubungan dengan Sebastian. Padahal Sebastian tidak tahu menahu apapun. Tapi tetap saja Naomi tak bisa melakukannya, terlalu sulit untuk dilalui, dia tak mau menyiksa dirinya sendiri, terlebih menyiksa Sebastian yang masih mengalami PTSD pasca kecelakaan. Tapi mendiamkannya begini apakah hal yang baik? Bukankah Sebastian bisa menjadi bertambah stress jika tak dihubungi? Namun jika tak sekarang, kapan lagi untuk mulai untuk menjauhi Sebastian?

Ah, tapi Naomi sangat mencintainya, dia tak akan pernah bisa melupakan Sebastian begitu saja. Tidak setelah menjalani masa percintaan sejauh ini. Tidak untuk tawaran mewah apapun. Tidak untuk harga berapapun. Sampai mati. Tapi Naomi membutuhkan masa-masa sendiri saat ini, tanpa Sebastian. Begitu pikirnya. Itu akan menjadi bagus untuk menenangkan dirinya sendiri. Lalu begitulah dia memutuskan untuk tak berhubungan dulu dengan Sebastian, kekasihnya, entah sampai kapan.

Naomi mencoba menghilangkan kekesalannya dengan lebih sering terjun kelapangan bersama jurnalis baru, jurnalis magang, dan sebagainya. Mengajari mereka secara langsung bagaimana cara mendapatkan berita yang baik untuk dikonsumsi publik. Hal itu menyenangkan baginya. Dengan begitu, pemikirannya tentang Sebastian atau ibunya yang menjijikan tak terpikirkan sama sekali. Bisa saja Naomi menceritakan tentang ibunya itu kepada Sebastian, tapi itu bukan gayanya. Tak akan pernah menjadi ciri khasnya.

“Tidak. Tidak. Kau harus PD ketika menyampaikan berita secara live. Keluarkan saja. Bila perlu, jika terlalu banyak hal yang disampaikan. Buat tulisan tangan untuk membantumu saat ngeblank disaat reportase live.” Naomi menyemangati junior yang baru bergabung dengan NYT. “Biar aku contohkan!”

Naomi memberikan contoh secara cepat, tepat dan sempurna. Lalu mereka mencontohkan persis seperti apa yang Naomi sampaikan. Setiap jam, smartphone nya pasti berbunyi, dari Sebastian tentu saja. Isinya selalu klise. Seperti ;

‘Mengapa tidak muncul?’

‘Aku merindukanmu!’

‘Ayolah, apa yang kulakukan salah?’

‘Please, aku membutuhkanmu disini!’

Tapi Naomi sudah bertekat untuk tidak menghubungi Sebastian sampai pikirannya jernih. Tapi tak membalasnya begini tanpa penjelasan akan membuat Sebastian kebingungan. Akhirnya dia memilih untuk membalas Sebastian secara singkat.

‘Aku membutuhkan waktu untuk sendiri. Kumohon pahami aku untuk sekali ini saja. Dari : Naomi, your lover.’

Setelah itu, frekuensi Sebastian mengirimkan pesan secara drastis berkurang. Naomi lumayan lega mengetahui Sebastian masih sangat memahaminya. Bahkan untuk saat ini.

Bip Bip Bip.

Ya ampun. Baru saja kupikir dia mengerti, sudah mengirim pesan lagi.

Tapi Naomi terbangun tegak dari tempat duduknya. Melihat email dari perusahaan Michele Corps. Naomi segeri membukanya dengan cepat.

-------------------------------------------------------------------------------------------

From              : mark_brien_michele@michelecorp.com

To                  : naomi.lang@newyorktimes.com

Date               : Sept, 25th 20XX 01.21 am

Hi Good Afternoon.

I’m Mrs. Michele Rakthoum’s oldest son. Mark Brien O’

I want to make some appointments before we continue to meet.

First, I need you need to free your time about 2 to 3 weeks to talk

personally to my mom in our private mansion. You can follow my

mom’s daily life by her side at the time.

Second, I need you to come to the airport on Sept, 29th 20XX 02.00 pm,

Our jet will pick you up there. No late at all. I already gave a note to our

Flight’s employees.

Third, only bring your casual daily clothes. We will provide it all for you,

if you have some medical issues, please take care and let me know by the

details.

Fourth, you will stay with us as long as it needs. We will provide it.

Fifth, you need to do exactly what my mom’s want. If not, all the arrange-

ments from point first to fourth is over.

-------------------------------------------------------------------------------------------

Naomi terkagum tak percaya, email ini berisi persyaratan yang harus dia penuhi sebelum bertemu secara khusus dengan Mrs. Michele. Namun dia juga belum memahami bakal seperti apa pertemuan selama dua hingga tiga minggu itu. Apakah bakal seperti interview dua arah, atau interview satu arah atau mereka bakal berdiskusi panjang lebar, atau haruskah dia menyiapkan daftar pertanyaan seperti interview yang biasa Naomi lakukan atau bahkan dia tak perlu menyiapkan secara mendetail, karena pihak Mrs. Michele akan mengaturnya seperti interview autobiograpi? Tapi bukan itu yang mendesak, waktu yang ditentukan pihak Mrs. Michele tinggal hitungan hari. Dia harus segera bertemu dengan kepala redaksinya, bahkan mungkin ikut kebagian lantai para investor bertemu digedungnya.

Naomi buru-buru pergi kekantornya, bahkan dia tak menghiraukan lagi ketika melewati barisan para pendemo yang masih memadati depan kantor gedung NYT, mereka menyorakinya dengan garang. Bukan itu yang jadi pusat pikiran Naomi sekarang, tapi kesempatan untuk bertemu dan mewawancarai wanita terkaya sedunia. Jika Naomi pikir-pikir lagi, Mrs. Michele memang tak pernah melakukan wawancara ekslusif dengan siapa pun, media manapun bahkan untuk membuat autobiografinya sendiri. Benar, Naomi bahkan ikut menyearching hal itu sepanjang didalam taksi menuju sana. Tak ada sama sekali. Ini bisa jadi kesempatan dan pengalaman yang berharga. Dan satu hal yang ingin Naomi lakukan adalah, mengamati sendiri dengan mata kepalanya seperti apa wanita yang dia beritakan sebagai transgender tak terdeteksi. Mungkin Naomi akan melihatnya dari perspektif yang berbeda.

Kepala redaksinya cukup antusias dengan berita yang disampaikan Naomi, terlebih lagi Naomi menekankan kepadanya untuk memperhatikan perspektif pemberitaan dari pihak Mrs. Michele. Kepala redaksinya menyetujui, namun awalnya dia tak bisa membiarkan Naomi sendiri. Bagaimana bisa dia membiarkan salah satu jurnalisnya masuk kekandang singa tanpa seorang pun yang menemani? Naomi juga sempat berpikir begitu. Tapi ketika mendapatkan balasan bahwa hanya Naomi sendiri yang boleh melakukan pertemuan ekslusif itu. Mereka tak bisa membantah lagi, lagipula ini keinginan Naomi juga untuk memahami perspektif dari Mrs. Michele. Mengapa dia menutupi hal itu sepanjang hidupnya. Lalu bagaimana awal mulanya dengan pilihannya menjadi transgender. Bagaimana pula kehidupannya setelah itu? Hal itu memenuhi kepala Naomi.

Lihat selengkapnya