Michele : Richest Woman in the World

Razza
Chapter #5

MEMORY OF FALL

Naomi

Hawa siang yang lumayan dingin, biasanya selama musim panas Naomi kegerahan sendiri dengan cuaca harian yang terjadi di New York. Dia masih tak dapat memalingkan pikirannya dari kejadian kemarin malam. Sungguh, dia tak dapat menjelaskan apa yang sedang terjadi pada hatinya. Dia mencintai dua pria sekaligus. Itu tak melegakan dirinya sama sekali, mengakuinya dalam hati justru membuatnya merasa menjadi wanita yang sangat keji. Mengkhianati Sebastian sekaligus menghancurkan perlahan Benjamin dengan hatinya.

Untung saja, keberangkatan hari ini mampu menekan semua pikiran tentang Sebastian dan Benjamin, apalagi tentang ibunya Sebastian. Bodo amat. Pikirnya. Sepanjang jalan dia menuju bandara internasional John F. Kennedy, dia tak mau ambil pusing dengan perasaannya. Dia malah gugup dengan apa yang akan terjadi kedepannya. Aiden dan Ellyria sudah sampai dibandara untuk mengantar kepergian Naomi. Bahkan semua persiapan matang yang dia rencanakan selama beberapa hari ini tak mampu menghilangkan perasaan gundah-gelisah-aneh yang tak dapat dijelaskan.

Naomi menarik troli angkut, membawa satu koper berukuran jumbo, satu tas tenteng berukuran medium, tas kecil merk Channel yang tertangguh di bahunya dan tas dukung. Bertemu dengan Aiden dan Ellyria tepat didepan terminal 6. Mereka mengobrol sedikit sampai seorang wanita berpakaian rapi menghampirinya.

“Nona Naomi?” Tanya wanita itu.

“Oh ya. Itu saya.” Naomi menjawab, cantik sekali pramugari ini.

“Saya Llady, double L. Pramugari khusus anda. Mari ikut saya kepesawat melalui jalur khusus.” Wanita itu mengajak Naomi segera pergi, dia berpamitan pelan dan memeluk Ellyria, lalu Aiden, lalu mengikuti pramugari itu. Wanita itu menyuruh seorang pria yang mengikutinya mendorong troli Naomi dengan gesit.

Mereka tak melewati gerbang terminal umumnya, Naomi menyadari itu ketika Llady membawanya melintasi bagian terdalam airport yang biasanya tak dapat dimasuki orang yang bukan pekerja disana. Untuk lebih cepat mungkin. Tapi ketika mereka menaiki mobil angkutan bandara menuju pesawat jet yang keliatan tampak jauh. Naomi merasa bodoh, dia baru ingat isi email sebelumnya. JET.

“Nona Lady, kupikir kita akan naik pesawat Boeing umum?” Tanya Naomi cepat.

“Oh tidak nona Naomi, Mr. Andrew Jr. menyediakan jet pribadi.” Jelas Llady, “Llady, double L.”

“Oh oke, ms. Llady.” Naomi tersenyum. Andrew Jr? Yang menghubungiku kalo tak salah bernama Mark Brien O'.

“Apakah nona Naomi punya riwayat khusus penyakit untuk penerbangan jauh?”

Penerbangan jauh? What the hell? Memangnya kita mau kemana? Naomi menggeleng, tapi ragu untuk bertanya. Takut-takut malah nanti Llady menjadi risih. Tapi hal itu terpancar jelas dari mata Naomi dan Llady menyadarinya.

“Kita akan terbang ke Hawai, Ms. Naomi. Keluarga Mrs. Michele sedang liburan disana.” Jelas Llady, “apakah ada pertanyaan lain?”

Llady menjelaskan semua detail ketika mereka memasuki pesawat jet mahal itu. Naomi tercengang bukan main akan interior jet yang wow. Llady menjelaskan bahwa itu adalah Gulfstream model terbaru, jet super cepat yang mampu terbang mencapai berapa kian mach. Naomi tak terlalu menggubris perkataan Llady. Justru dia mewajarkan bila sekarang dia berada didalam jet termewah sedunia, secara notaben orang yang mengundangnya adalah wanita terkaya sedunia. Tidak. Orang terkaya sedunia. Tidak. Keluarga terkaya sedunia? Ya! Semuanya!

Llady sangat ramah sepanjang perjalanan terbang, mereka mengobrol cukup banyak tentang satu sama lain. Naomi pun jadi sadar bahwa Llady adalah seorang pramugari yang bekerja khusus disalah satu jet milik keluarga Mrs. Michele. Naomi sempat bercerita alasan mengapa dia berada disana. Llady menyimak seksama, Mrs. Michele dan keluarganya diceritakan dengan sangat baik dari sudut pandang Llady, begitu pendapat Naomi. Bahkan Llady bercerita betapa baik sang The Angel of Humanity itu dalam menolong keluarganya. Memberinya beasiswa khusus sepanjang kuliah. Bahkan membayarkan hutang-hutang ayah Llady. Naomi merasa sedikit bersalah. Semakin dia mendengar cerita Llady, semakin merasa bersalah dia kepada Mrs. Michele. Betapa dia mengungkapkan sesuatu yang menjadi viral sedunia tentang sesuatu yang mungkin Mrs. Michele ingin sembunyikan seumur hidup.

Mereka transit satu kali di San Fransisco Internasional Airport untuk bahan bakar pesawat sebelum ditembak terbang jauh ke tengah samudera Pasifik. Setelah beberapa saat terbang kembali, Llady menyarankan Naomi untuk beristirahat. Naomi tanpa berpikir panjang juga langsung melelapkan matanya ditengah malam diatas samudera penuh bintang. Total perjalanan mereka sebelas jam empat puluh menit, dengan empat jam transit. Itu sangat cepat dari New York ke Honolulu.

Setibanya di bandara Internasional Honolulu keesokan pagi, tepatnya pukul dua kurang dua puluh menit. Naomi disambut tengah malam oleh Mr. Andrew Jr. yang memperkenalkan diri sebagai salah satu anak dari Mrs. Michele dan beberapa pelayan yang segera mengantarkan Naomi kesebuah hotel mewah milik keluarganya yang paling dekat dengan bandara. Naomi juga berkenalan dengan Ms. Methaa yang akan bertanggung jawab penuh atas semua kebutuhan Naomi. Dia tak terlalu ambil pusing, matanya sudah lelah ingin segera bertemu kasur tidur. Bahkan dalam kantuknya, dia juga tak menyadari telah check in ke kamar paling mahal, Royal President Suite dihotel pribadi keluarga Mrs. Michele dengan kamar Ms. Methaa yang bersebelahan.

“Pagi Ms. Naomi.” Ucap Methaa membangunkan Naomi yang sudah membuka matanya perlahan. Naomi bangun dengan mata yang cukup terbelalak. Berdiri lalu memutari semua kamar hotel dengan Methaa yang mengikuti, “aku tidur disini semalam?”

Methaa tersenyum dengan ramah lalu mengangguk pelan.

“Wow! Ini kamar paling bagus yang pernah aku lihat!” Ucap Naomi spontan, Sebastian yang kaya pun tak pernah membawaku kekamar seperti ini, “wow! Ada kolam renang didalam kamar!”

Naomi sedikit norak pagi itu, dia benar-benar tak percaya. “Kamar tipe apa ini?” Tanyanya spontan sambil memegangi dinding marmer kamar mandi seluas kamar apartemennya itu.

“Royal President Suite, miss.”

“Berapa harga permalamnya?”

“US$ 80,000”

Naomi tercengang bukan main, itu sepertiga gajinya setahun sebagai jurnalis. Setelah puas memandangi interior kamarnya. Methaa menjelaskan jadwalnya hari ini dan memintanya untuk siap pada pukul 11 pagi. Naomi memakan sarapan mewah yang telah disiapkan manajemen hotel, pergi mandi lalu keluar kamar dengan Methaa yang sudah berdiri didepan kamarnya. Lalu naik lift keatas balkon hotel.

“Kupikir kau tadi bilang kita akan pergi kemansion pribadi keluarga Mrs. Michele.” Tanya Naomi.

“Benar sekali.”

“Lalu kenapa keatas?”

Methaa tersenyum sebelum Naomi menyadari bahwa mereka akan terbang menggunakan helikopter, helipad yang sangat besar dengan desiran angin kuat putaran baling helikopter. “Jika naik boat, membutuhkan waktu dua jam menuju pulau pribadi Mrs. Michele, nona.”

Naomi hanya tersenyum. Ya ya wajar saja. Lalu mereka terbang menggunakan helikopter melewati pantai-pantai indah di Hawai. Naomi bahkan baru sekali ini memijakkan kakinya ke Hawai, dulu pernah Sebastian menawarinya untuk berlibur disini. Namun kesibukan pekerjaannya menunda liburan mereka.

Lihat selengkapnya