Michele : Richest Woman in the World

Razza
Chapter #10

HEAD OF THE RICHEST FAMILY

Mereka melewatkan satu hari ketika Michele mengajak Naomi untuk memancing dan diving menaiki Yacth mahal milik keluarga mereka. Beberapa anak Michele dan cucunya ikut meramaikan acara itu. Mereka mulai melakukan diving dikedalaman air laut. Pengalaman pertama bagi Naomi, mereka begitu dekat bahkan Naomi merasa menjadi begitu dekat dengan mereka.

Tak disangka wanita tua usia kepala tujuh itu beserta suaminya, Sakti dan Mayan masih kuat untuk melakukan diving bersama. Dan Naomi sedikit iri melihat keromantisan Michele-Mayan-Sakti yang tak saling mencemburui satu sama lain. Apakah Sebastian dan Benjamin bisa begitu? Astaga Jesus! Apa kau sudah gila Naomi? Michele itu pengecualian! Mana boleh aku menyamainya! Naomi kesal memikirkan pikirannya yang kacau sekacau ombak laut.

Mereka menghabiskan waktu dilaut seharian, dan ketika malam mereka semua merasa letih. Sehingga melewatkan cerita Michele yang berharga. Sebagian keluarga yang tak ikut melaut, melakukan BBQ daging sambil bernyanyi ria. Naomi walau letih tak mau melewatkan hal itu, dia ikut duduk bersama.

“Hey Naomi, jadi bagaimana kabarmu?” Noah mendekatkan diri kepada Naomi, bersebelahan sambil memberikan jagung bakar kepadanya.

“Oh hi, baik. Bagaimana kau dengan Yathan?”

“Dia meninggalkan Hawai kemarin, skandalnya membesar.”

“Skandal?”

Noah menunjukan smartphone nya, wajah Yathan yang tampan tertampang besar dengan wajah mantan model yang menjadi istri pengusaha di Italia. Naomi bergedik, dia kenal wanita itu secara pribadi ketika meliput acara Fashion Show Musim Panas di Paris. Tak menyangka Yathan yang terlihat polos memiliki skandal berselingkuh. Mereka panjang membahas hal itu sampai bosan, ketika beberapa saudara mereka yang baru tiba menyeringai menimbrung membahas Yathan. Naomi tak mengenal satupun dari mereka yang baru datang ini.

“Jadi, ini nona Naomi yang membongkar rahasia ibu ke publik?” Ketus salah satu pria berkulit gelap eksotis kepadanya, Andrea Mellchoire.

“Maaf, jika aku bertemu dengan ibumu terlebih hal itu tak akan terjadi. Aku dibutakan dengan rasa haus akan berita.”

Andrew Jr. dan Noah memukul Mellchoire, “Lupakan ucapannya, dia memang tak punya sopan santun.” Lanjut Andrew Jr.

“Tak apa memang salahku.”

“Nona Naomi, ayo ikut kami.” Sarah Trapp dan Isabella menarik Naomi dari obrolan para saudara pria.

“Kau belum menikah, kan?” Tanya Sarah kepada Naomi.

“Tentu saja.”

“Ayo kita minum-minum sesama wanita yang belum menikah.”

“Okey, baiklah.”

Sarah dan Isabell memang masih lajang, mereka belum menemukan pasangan yang pas dalam hidup. Betapa Sarah menceritakan semua percintaannya dengan laki-laki kepada Naomi. Mereka begitu ramah dan hangat. Ketika Naomi sedikit mabuk dia mulai menceritakan masalah percintaannya kepada Sarah dan Isabell. Betapa Naomi iri melihat ibu mereka yang memiliki suami lebih dari satu. Isabell yang juga sama mengalami masalah percintaan yang berat, terbuka satu sama lain. Mereka menghabiskan malam dengan minum dan mabuk.

Keesokan paginya, Naomi kesiangan. Dia bahkan tak sadar Michele sudah duduk dipinggiran kasur mengamatinya. Dia cukup terkejut ketika terbangun.

“Kau benar-benar cantik. Aku pernah bertemu seseorang yang mirip denganmu dimasa mudaku.” Michele menertawakan Naomi yang masih dalam keadaan setengah sadar, “haha. Kau tak perlu malu, aku hanya wanita tua.”

Naomi segera mengganti pakaiannya, dia bahkan tak ingat bagaimana kembali kekamarnya setelah mabuk total semalam. Bagaimana Michele dan Methaa bisa masuk? Tak terlalu dipikirkannya, ini rumahnya tentu saja dia pasti punya kunci cadangan. Methaa memberikan Naomi minuman jahe untuk meredakan mabuk Naomi.

“Ayo lekas berpakaian. Aku ingin melanjutkan cerita kita diatas lautan.” Michele mengajak Naomi dengan cepat. Wanita itu memang selalu bersemangat.

Tak lama, mereka sudah diatas Yacht mewah milik Michele. Tapi kali ini hanya ada Michele, Alvero, Naomi dan kapten kapal. Mereka duduk diatas kapal yang melaju tenang dibawah terik matahari yang sedikit kalem.

“Kau percaya dengan takdir nona Naomi? Bahwa kita semua sudah memiliki garisan yang telah ditetapkan Tuhan?”

“Ehm, kurasa begitu. Aku jarang ke gereja, mam.”

“Ah begitu ya. Kau punya pertanyaan kepadaku sebelum aku memulai cerita?”

“Sebenarnya ada banyak. Tapi akan kutanyakan yang paling ingin kutanyakan. Boleh mam?” Naomi bergedik, memandangi Michele.

“Tentu saja.” Michele tersenyum lembut.

Lihat selengkapnya