Michele : Richest Woman in the World

Razza
Chapter #16

HOMONSTER SAPIEN

Dengan dimulainya Kevin yang memperlakukanku sebagai seorang perempuan. Suami lainnya menangkap hal itu sebagai peluang untuk memerempuanku. Mereka semakin menjadikanku seorang perempuan. Mereka memanjakanku dengan shopping, spa, semua hal yang berhubungan dengan perempuan. Well aku tak menampiknya, aku menikmati hal itu. Para suamiku menjadi lebih lembut, lebih memanjakan, lebih menyayangiku.

Lalu kuputuskan untuk menjadi perempuan. Hal itu kusampaikan pada mereka, bukan main mereka kegirangan mendengar keputusanku. Rashk, sebagai suami terkayaku bahkan bisa menyediakan para dokter untuk membedahku dalam hitungan hari. Aku menolak, aku butuh procedural normal seperti procedural yang dilakukan para transgender diluar sana.

Mereka mulai menemaniku ke psikolog terbaik didunia, mereka mengatakan bahwa aku harus melakukan terapi hormon selama enam bulan paling minimal sebelum melakukan bedah plastik. Sebelum itu, dokter atau psikologku harus telah merekomendasikanku. Aku lama memikirkannya lalu kuputuskan bahwa aku membutuhkan waktu satu tahun sebelum melakukan operasi. Hal itu termasuk terapi suntik hormon esterogen pada tubuhku.

Kedelapan suamiku menyetujui hal itu. Mereka hanya perlu menunggu setahun. Dalam setahun itulah mereka memperlakukanku seperti istri paling bahagia didunia. Ya mereka melakukannya dan aku tak dibatas-batasi dalam semua hal. Aku juga ingin menghabiskan waktuku bersama keluargaku, mereka yang akan paling merindukanku. Karena aku tak memberitahu mereka sama sekali tentang keputusan ini.

Aku mulai menghabiskan waktu bersama keluargaku, terutama ibuku. Suatu hari, adik dari ayahku yang tinggal di Amerika meninggal dunia, pertengahan musim gugur bulan Oktober 2019. Kami keluarga besar Xu menghadiri acara pemakaman dan tujuh hari acara berkabung, sesuai dengan tradisi keluargaku. Tujuannya untuk mengumpulkan keluarga yang tersisa. Jadi kesanalah kami, menghabiskan waktu di Amerika.

Cukup menyenangkan untuk bertemu dengan sepupu-sepupu Amerika ku. Mereka orangnya gaul-cuek, tak terlalu menghiraukan sesuatu yang bukan menjadi urusan mereka. Tipikal orang Amerika sekali. Berbeda dengan tipikal orang Asia. Karena aku menghabiskan waktu empat tahun dulu di Amerika saat program doktoralku dari tahun 2011 hingga 2014, ada beberapa sepupu yang seumuranku yang begitu dekat denganku. Begitu dekatnya hingga kubeberkan semua rahasiaku kepadanya yang saat itu sudah menikahi dua pria, Sakti dan Rashk.

Satu orang yang paling dekat denganku adalah Justin, dia kurang lebih mirip denganku. Hanya saja dulu dia mengalami body shame bullying. Karena dia memiliki badan yang berlebih, gemuk sekali. Diusianya ketiga belas tahun, dia memiliki berat badan 230 pound, setara 115kg, dia menjadi bulanan. Semua itu sudah tak ada, dia bertransformasi dari pria gemuk menjadi pria paling seksi. Tubuhnya sangat atletis. Dia menjadi selebgram dengan cepat didunia maya.

Oh Justin, dia pria yang baik. Suka memberiku masukan-masukan yang berarti, membantuku menyelesaikan program doktoralku. Kami bertemu lagi diacara pemakaman, melihatku yang begitu kurus dia menyarankanku melakukan gym.

‘Oh Mickey! Kau begitu kurus! Kenapa kau tak melakukan work out bersamaku saja?’ Komennya melihat badan kurusku.

Shut up Justin! Kau tahu lah aku tak suka kegiatan fisik begitu. Tak ada motivasi juga melakukannya.’

‘Itulah yang susah! Lihat Mike, kau terlalu kurus.’ Justin membujukku, ‘ayolah akan kukenalkan dengan temanku.’

‘Tidak, terima kasih.’ Balasku supaya dia tak banyak mengomentari lagi.

‘Kau yakin?’ Dia menunjukkan foto seseorang yang sangat tinggi, badannya begitu kekar dan berotot. Justin tahu aku menyimpang, berharap memperlihatkan foto orang berotot tampan akan mempengaruhiku.

Aku balas menunjukan foto tubuh William yang tak kalah kekar dari pria itu.

‘Siapa dia?’ Tanya Justin.

Aku berbisik pelan ditelinganya, ‘suami ketigaku’

Dia menepukku, ‘kau memiliki suami begitu banyak, mereka berotot semua. Kenapa kau tak melakukan work out bersama mereka!?’

‘Sudah kubilang aku tak memiliki motivasi.’

Dia menarikku keluar, masuk kedalam mobilnya. ‘Kau akan memiliki motivasi setelah ini. Kujamin.’

Justin membawaku kerumah seseorang di New Jersey, tak jauh dari rumah duka paman kami.

‘Kukira kau akan membawaku ke gym!’

‘Kau bilang kau butuh motivasi!?’ Justin mengoceh keras, ‘sudah ikut saja. Akan kuperkenalkan motivasimu.’

Dia menarikku keluar mobil, aku mengikutinya dengan enggan. Dia mengetuk pintu, lalu seseorang dengan suara super bass nya mengatakan kepada kami untuk masuk begitu saja. Aku melihat pria yang dipamerkan Justin di ponsel sebelumnya. Pria itu sangat tinggi, luar biasa tinggi. Bayangkan saja, Rashk suamiku sangat tinggi, mencapai 198cm. Tapi pria itu sepertinya lebih tinggi, dan badannya super atletis.

Lihat selengkapnya