Middle East

Eureika Kezia Sakudu
Chapter #2

Galata bridge, Turki -2010

Jembatan Galata adalah salah satu tempat wisata di Turki yang selalu ramai dikunjungi wisatawan termasuk Anas. Ketika dia melintasi jembatan yang dibangun pada tahun 1836 ini, Anas melihat pemandangan yang menyuguhkan 2 sisi berbeda yaitu bangunan bergaya Eropa dan juga Asia. Hal yang unik dari jembatan ini adalah bahwa jembatan ini terdiri dari 2 tingkat. Bagian atas jembatan digunakan untuk transportasi kendaraan dan pejalan kaki, sedangkan tingkat bawah dipenuhi dengan cafe dan juga restoran yang ternyata sudah dibuka untuk umum sejak tahun 2003. Anas mendengar jika ingin melihat pemandangan dari jembatan ini, sore dan malam hari adalah waktu yang terbaik. Sejak hari mulai menandakan sore tiba, Anas telah bersiap dan segera bergegas pergi, ia mengeluarkan kamera pocket dan mengabadikan apa yang di lihat dan di anggap indah serta di temani pemandangan sunset yang menakjubkan. Kuliner yang paling populer di Galata Bridge adalah Balik Ekmek, sejenis snack yang terbuat dari ikan panggang dan roti menjadi sumber tenaga untuk kedua kaki mungilnya menjelajah.

Saat Anas mulai tenggelam menikmati moment bertualang, tiba-tiba terdengar suara yang berasal dari kerumunan pengunjung. 

"Anasss..... " teriak seseorang yang tentunya mengenal Anas namun masih belum dapat di temukan oleh sepasang indera penglihatan Anas, dari mana asal suara itu. Namun, sebelum Anas sempat mencari lebih lanjut, sosok lelaki berbadan tinggi tegap dengan paras manis serta senyum mengembang sambil melambaikan tangan muncul di tengah keramaian dan menghampiri Anas. 

"Time flies, 7 years ago when I was joined in the team. They are like my second family cause I always practiced every Monday and Sunday, and sometimes we were practiced full one week if have competition. And tomorrow they are want go to struggling again but not me in there, for 3 Month ago I realised something. The fact is I can't do anything for them at the time I think already giving my best for them but unfortunately they are can't feel anything and can't see anything what I was trying to do but it's ok. 

God give me a way for make a first step, thanks for 7 years."

Seolah waktu berjalan sangat lambat sehingga Anas punya waktu untuk kembali pada masa lalu yang sesungguhnya tak ingin di ingat olehnya. Sosok yang menghampirinya adalah Neo salah salah satu dari sekian banyak orang yang membuat Anas tidak percaya dengan ikatan. "Wooyy..lama kaga ketemu loeh..." ucap Neo membuka percakapan terhadap gadis yang sekarang berdiri mematung dengan ekspresi tak dapat di tebak. Besar keinginan seorang Anas untuk segera melengos pergi namun dia tidak ingin harga dirinya terluka hanya karena tidak mampu menghadapi puing kecil dari masa lalu. "Hai, aku gak yangka bisa ketemu kamu di sini " balas Anas sambil tersenyum setulus mungkin yang bisa ia tunjukan. Tiba-tiba lengan Neo merangkul tubuh mungil Anas, sambil memberikan isyarat dengan jari telunjuk di depan bibir yang menyatakan bahwa Anas tak perlu bertanya, kemana Neo ingin membawanya. Sejujurnya Anas bisa saja mengelak dan pergi namun saat ini dia memilih bersikap dewasa. Neo membawa Anas ke sebuah cafe dengan desain minimalist namun tetap memberikan unsur-unsur khas Turki. Mereka memilih duduk dekat dengan jendela agar dapat melihat pemandangan di luar. 

"Nas, jadi dalam rangka apa ke Turki? " tanya Neo sembari menautkan kedua tangannya dengan posisi duduk yang sangat nyaman dan siap untuk berlama-lama berbagi kisah. 

"Aku lagi liburan, dan mungkin dalam minggu ini bakal balik ke Indonesia" jawab Anas yang kini tengah memandang keluar jendela.

"Kaga, yangka loeh...kita bisa ketemu di sini. Mataku jeli banget sampai bisa menemukan seorang Anas di tengah keramaian " ucap Neo sambil tertawa.

"Yups " Anas memilih menjadi seorang yang hanya menjawab tiap pertanyaan tanpa ingin bertanya. Neo sepertinya mulai sadar dengan gesture dan cara bicara yang di tunjukan oleh Anas menandakan keengganan untuk berbincang. 

"Nas, mumpung kita ketemu..." Neo tiba-tiba terlihat ragu untuk melanjutkan kata-katanya dan Anas tidak ingin ambil pusing untuk sekedar penasaran, sehingga Anas hanya diam tak bergeming. 

Lihat selengkapnya