Middlemist White

Harran
Chapter #1

Botrytis

"Haa, aku tidak sabar menunggu festival. Katanya kita bisa melihat tuan putri disana. Aku penasaran seperti apa rupanya." Ian bersedekap, menatap Liam yang sibuk di depannya.

Lorong itu lengang, walaupun cukup terang. Pos-pos bahan makanan sekaligus rumah bagi petugas floem tersebar di sepanjang lorong. Sudah hampir tengah malam, hanya tersisa mereka berdua.

"Kenapa kau penasaran?" tanya Liam, tetap fokus mengelompokkan bahan makanan untuk dikirim ke seluruh distrik, lantas memasukkan beberapa ke dalam dinding korteks, tempat penyimpanan cadangan makanan.

"Yah, hanya saja kita tidak pernah melihatnya kan. Aku mulai ragu, jangan-jangan sebenarnya tuan putri itu tidak ada. Jangan-jangan itu hanya khayalan raja, aduh." ringisnya. Liam menyentil kepala Ian saat ia mulai menerawang.

"Kau semakin hari semakin sering mengkhayal. Harusnya kau menjadi pengantar bahan makanan saja seperti aku. Jadi kau tidak punya waktu berpikir yang aneh-aneh." Liam menatap Ian sejenak sebelum kembali melanjutkan pekerjaannya.

"Hehe, justru aku ingin menjadi penjaga agar punya banyak waktu untuk mengkhayal. Tapi, memangnya kau percaya tuan putri itu ada?" Ian bertanya sambil mengusap-usap kepalanya. Sakit juga ternyata.

"Tentu saja,” Liam berbicara sambil menyusun kotak terakhir. “Raja tidak mungkin berbohong. Penduduk Middlemist White....,"

"Tidak berbohong,” potong Ian. “Oke, aku kagum dengan kepercayaanmu kawan. Tapi kurasa aku harus kembali ke posku.” Penjaga Epidermis itu mengarahkan ibu jarinya ke posnya di seberang dinding korteks.

“Walaupun aku yakin tidak akan terjadi sesuatu,” lanjutnya. “Setidaknya aku bisa tidur disana. Kau tahu, aku bahkan tidak pernah mendengar bunyi ...," kalimat Ian terpotong oleh bunyi nyaring sirene.

“... sirene ...” Mereka bertukar pandang. Butuh waktu beberapa detik sebelum mereka berlari memeriksa pos jaga. Itu sirine tanda bahaya. Tampak layar digital menampilkan peta kerajaan. Satu persatu titik merah muncul, berkedip-kedip mengkhawatirkan. Selang beberapa detik kemudian terdengar perintah yang sangat singkat namun tegas.

Lihat selengkapnya