Mie Di Bulan Mei

Bakasai
Chapter #9

Benda Pintar

Detik bergulir menjadi menit, dan menit berganti menjadi jam. Begitulah sulur waktu yang mengikuti rotasi bumi. Sehingga hal ini menyebabkan terjadinya pergeseran posisi matahari yang mempengaruhi intensitas cahayanya. Dari hangat mulai terasa menyengat. Setidaknya itu yang dirasakan oleh mereka yang sedang berada di luar rumah. Lain halnya dengan Riendra yang masih terkungkung di kamar dan tengah berbaring di ranjang. Tentu, rasa bosan pasti datang menghantuinya. Apalagi harus menunggu kedatangan seorang dokter yang hendak memeriksa keadaan dirinya.

Yah, menunggu—sebuah pekerjaan yang paling menjenuhkan di dunia ini. Siapa pun pasti akan setuju dengan pernyataan itu. Apalagi bagi mereka yang sering mengantre di tempat-tempat umum. Baik di rumah sakit, apotek, kantor-kantor, bioskop, stasiun, bandara, SPBU, hingga di toilet.

Memang di era sekarang ini, ketika android telah menyerang umat manusia dengan segala kemudahannya, kebosanan saat menunggu mulai berkurang. Bayangkan saja, semua alat-alat yang dulu pernah diciptakan manusia dengan fungsinya masing-masing seperti: jam, kalkulator, kamera, perekam dan pemutar video, telepon, radio, konsol game, komputer, hingga televisi ada dalam satu genggaman. Cukup hanya dengan membawa satu benda bernama Smartphone.

Jadi, sangatlah tidak mengherankan kalau saat ini, di mana saja, dalam keadaan dan situasi apapun banyak orang yang terlihat menyuruk. Dengan kedua bola mata yang menempel di layar benda pintar itu. Entah sibuk menonton, scrolling medsos (media sosial), bermain game, chatting-an, hingga membaca berita atau novel di platform-platform digital yang kini menjamur. Itulah kehebatan si benda pintar yang mampu menghipnotis siapa saja hingga menjadi kecanduan.

Hidup tanpa ponsel di era sekarang, rasanya seperti menjadi manusia gua.

Lihat selengkapnya