Sebenarnya hati Acha lagi mendidih mendengar kedua temannya berkata seperti itu. Namun, dia menahan diri agar tidak bertambah panjang. Selain itu, ada hal penting yang ingin dia sampaikan kepada mereka.
"Serah deh kalian mau ngebacot apa." Sambil melengos ke arah pintu. "gue cuma mo ngasih tau aja. Kalau saat ini banyak platform lagi ngadain kompetisi. Instagram gue isinya ampir penuh ama gituan," lanjutnya dengan menunjukkan layar ponsel ke arah Vyasti dan Riendra.
Saat itu juga Vyasti bergegas bangkit dan dengan secepat kilat menyambar ponsel milik Acha. Sehingga cowok berdarah campuran itu seketika menoleh dan nyaris saja mengaum seperti seekor singa. Jika saja dia tidak ingat kalau nanti akan kembali berujung panjang. Lagi pula ini sudah waktunya dia untuk memberi makan hewan peliharaannya yang sudah mulai berdemo di dalam perut.
"Wah, benar juga, Ndra. Banyak platform yang lagi mengadakan kompetisi menulis novel. Padahal baru awal tahun," ucap Vyasti sambil men-scroll layar ponsel. "dan temanya juga beragam."
"Coba liat." Giliran Riendra yang merebut ponsel Acha dari tangan Vyasti, sedangkan si pemilik yang melihat itu hanya bisa geleng-geleng kepala.
"Bagaimana, Ndra? Kamu tertarik?" Tanya Vyasti dengan seringai kecil.
"Wait, wait a minute!" Tiba-tiba Acha berkata demikian sambil bangkit dari kursi dan berjalan ke arah Riendra. "bukankah tadi Ibunya nyuruh kita untuk menasehati nih orang biar gak menulis lagi?"